Riya mendatangkan murka Allah Swt pada para pelakunya. Biasanya pelaku Riya memaksudkan segala peribadahannya bukan karena Allah, melainkan karena ingin diperhatikan dan diketahui seseorang yang ia tuju.
Akibatnya fokus pikiran persembahan ibadah dan kebaikan yang selama ini ia lakukan bukanlah karena Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pengakuan dari orang-orang yang dituju, bahwa ia adalah seorang ahli ibadah... bahwa ia adalah orang baik, tiada ketulusan dari dalam dirinya saat beribadah dan melakukan kebaikan. Melainkan hanya pengakuan dan pengakuan manusia yang ia tuju.
Hingga akibatnya saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar. Para pelaku Riya menuntut pertolongan kepada Allah... namun Allah menyangkal untuk memberikan pertolongan tersebut kepadanya. Disebabkan ia beribadah dan berbuat kebaikan bukan karena Allah, melainkan mempersekutukan Allah dengan orang-orang yang ia tuju demi pengakuan semasa hidup di alam dunia. Mereka semua (pelaku riya) benar-benar berada dalam kerugian yang teramat nyata.
Tiada dari manusia yang ia harapkan pengakuan memberikan pertolongan, melainkan benar-benar mengingkari perbuatan orang-orang berbuat riya pada mereka. Dan yang mereka dapat hanyalah gejolak api neraka. Maka ketahuilah... barangsiapa mempersembahkan ibadah dan kebaikannya hanya demi pengakuan manusia semata... inilah yang sesungguhnya terjadi. Karena semasa hidupnya ia tidak pernah mengingat Allah atau memfokuskan pikirannya kepada Allah (menyembah Allah) melainkan memfokuskan pikirannya untuk pengakuan manusia semata. Sungguh tragis nasib mereka.
Cimahi, 23 April 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana dan warganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H