Orang yang berwawasan agama sempit, pasti akan terkecoh dengan istilah-istilah yang mungkin tidak mengenakan hati bagi kebanyakan orang, tak perlu lah saya sebut istilahnya karena sudah bukan lagi rahasia umum, sudah banyak terucap di lingkungan masyarakat itu sendiri semenjak mendapati kitab suci Al-Quran.
Bagi yang hanya mempelajari Al-Quran tanpa karunia Allah dan Ridha-Nya (diridhai Allah ditandai kita selalu berbuat kebaikan sesama tiada henti dan terus menerus dengan ikhlas), yang ada hanyalah kegersangan hidup seperti yang terjadi di Jazirah Arab dimana perang saudara antar muslim terus berkecamuk hanya perbedaan sudut pandang terhadap pengertian tentang Al-Quran. Sangat disayangkan.
Oleh karena itu, saya selalu mendedikasikan waktu saya untuk mempelajari Al-Quran dengan mentadabburinya, lalu kemudian saya torehkan aksara demi aksara tentangnya, agar dapat dibaca dan dirasakan kebermanfaatanya oleh orang banyak secara universal menyeluruh.
Apabila Al-Quran dapat dijelaskan secara ilmu melalui kreasi intuisi anugerah Sang Pencipta. Maka saya rasa negeri ini dapat menjadi negara yang disegani dunia karena mampu menaklukan angkara murka dalam dirinya dan tentunya memiliki budi pekerti luhur sebagai kiblat peradaban dunia.
NB: Kepada yang terhormat admin K, semoga tulisan saya ini tidak terkena indikasi plagiasi, karena saya sudah menkonfirmasi bahwa list judul tulisan saya, diambil dari judul artikel Akun Saya Pribadi di Kompasiana. Terima Kasih.
Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 16 Januari 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H