Hai sahabat pembaca!
Apa yang akan terjadi jika seandainya:
Apabila Hamba Allah yang Shaleh Berkehendak Menjadi Pemimpin Bumi Indonesia?
Suatu keniscayaan bagi bangsa ini terbebas dari belenggu orang-orang jahat yang haus akan materi duniawi dengan cara tidak dibenarkan Agama dan pengrusakan alam yang makin merajalela.
Namun...
Adakah Hamba Allah yang Shaleh memiliki kehendak tersebut?
Jawaban akan hadir sesuai urgensi zaman. Dan disaat paling-paling menentukan sosok pemimpin yang mewarisi sifat Nabi Allah tersebut (Shiddiq-Fathanah-Tabligh-Amanah) kelak mewarnai dan menghebohkan jagad bumi Indonesia.
Otomatis... Segolongan rakyat yang memiliki sifat-sifat bertentangan dengan sang Pemimpin pilihan Allah tersebut tersingkir dari bumi ini. Karena memang hakikatnya, Pemimpin merupakan cerminan rakyatnya.
Disaat masyarakat sibuk dengan pilihan politiknya berdasarkan fenomena politik aktual saat ini, disaat itu pula Allah memberikan tanda demi tanda Kemahakuasaan-Nya, yakni menggolong-golongkan masyarakat pada golongan mana yang hendak Dia selamatkan, dan mana golongan yang hendak dibinasakan.
Puncak hari tersebut... akan mengangkat sosok yang dinubuahkan para Leluhur Nusantara ke tampuk kursi tertinggi kepemimpinan bangsa dan negeri ini. Dan otomatis pula sistem pemerintahan serta perekonomian berubah total sesuai urgensi zaman.
Kapitalisme hancur menjadi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sifat kekeluargaan dan persaudaraan menjelma dalam Persatuan Indonesia. Kerakyatan berbasis permusyaratan atas kepentingan umum sarat kehendak Allah melalui Kitab Suci umat beragama makin tegak. Dan Keadilan sosial ditandai semua mendapatkan perlakuan yang adil selama masyarakat dan golongannya tidak termasuk orang-orang yang mendzalimi sesama dan dirinya sendiri.