Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peradaban Manusia yang Bersandarkan Pada Uang dan Materi, Hanya Berujung Bencana dan Kehancuran!

5 Januari 2023   14:30 Diperbarui: 5 Januari 2023   15:21 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehancuran Peradaban (oediku.wordpress.com)

Entah Pemerintahnya yang keblinger... atau seluruh masyarakatnya yang belum sadar-sadar?

Surat kritik bertandatangan saya pribadi terhadap pemerintahan era kini sejak tahun 2022 melalui Kemensesneg, belum mendapat tanggapan maksimal. Atau pemangku kebijakan negeri ini memang benar-benar ingin rakyatnya merasakan dahysatnya amukan alam disebabkan tidak menyadari bahwa peradaban bersandar pada uang dan materi sebenar-benarnya mengantarkan seluruh manusia pada bencana dan kehancuran?

Dari sejak dahulu sebelum tahun 2000 dan pun pasca tahun 2000, gejolak alam akhir tahun pastilah ada dan terjadi, sila lihat data daftar gejolak alam akhir tahun. 

  • Gempa Cianjur (November (2022)
  • Tsunami, Gempa dan Likuifaksi di Donggala (September 2018)
  • Letusan Gunung Merapi (November 2010)
  • Gempa dan Tsunami Aceh (Desember 2004)
  • Gempa dan Tsunami Flores (Desember 1992)

Apakah fenomena alam ini tak cukup menyadarkan masyarakat akan bahayanya peradaban manusia yang berlandas pada uang dan materi, yang mematikan moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan kita? Sehingga Alam Semesta turut campur tangan menyadarkan umat manusia yang sibuk dengan gelimang harta, bukan sibuk memegahkan sifat manusia yang penuh kasih sayang kepada seluruh makhluk tanpa diskriminasi?

Bencana Gempa (Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)
Bencana Gempa (Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)

Apa saya dianggap bualan belaka? Omong kosong belaka?

Sebagai seorang yang berketurunan dengan budaya silih asih-silih asah-silih asuh-silih seseungitan di tanah kelahiran saya, saya memberikan warning final baik untuk negara dan masyarakat Indonesia ini. 

Jika uang dan materi itu lebih berharga daripada humanisme manusia selaku makhluk Allah yang memiliki potensi untuk hidup penuh kebersamaan dan kekeluargaan. Maka saya tantang siapa yang benar dan siapa yang salah! Yang benar ia akan hidup di muka bumi ini dengan rezeki melimpah dan penuh ketenangan. Sementara yang dimurkai Allah ia akan binasa dan lenyap dari peradaban bangsa ini dan hilang dari catatan sejarah.

Dengan kehidupan bersandar pada uang dan materi, manusia seakan lalai akan kodratnya sebagai manusia. Dan menganggap manusia lainnya sebagai objekan yang layak untuk diperas keberlimpahan uang dan materi yang dimilikinya. 

Lihat saja notifikasi beruntun dalam gawai kita yang memberikan sejumlah penawaran yang menguras kantong pundi-pundi keuangan kita, bahkan etika saja diterobos sampai tidak sopannya merusak privasi orang demi kepentingan keserakahan akan harta.

Lanjutkan saja peradaban dan perekonomian yang masih bersandar pada uang dan materi ini wahai orang-orang yang memiliki kewenangan atas negeri ini. Jika seandainya Allah tidak menghendaki pemimpin visioner yang dinubuahkan oleh leluhur bangsa kita, maka Allah benar-benar murka semurka-murkanya terhadap bangsa dan negeri ini.

Kita akan melihat sendiri... apa yang akan terjadi pada Bumi ini. Jika peradaban manusia yang masih bertahan sampai sekarang yang mengandalkan uang dan materi... masih tetap dilanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun