Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hilangkanlah Sifat Dengki Mengawali Tahun 2023!

1 Januari 2023   06:30 Diperbarui: 1 Januari 2023   06:35 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sahabat pembaca!

Tahukah kamu apa yang menjadi benih-benih kedengkian hadir dalam diri kita?

Yakni...

Senang membanding-bandingkan nasib diri dengan nasib seorang yang lebih mujur daripada kita!

Alhasil kita merasa kenapa hidup ini tidak adil? Padahal kita saja yang tidak mau mensyukuri segala nikmat hidup yang Allah beri kepada kita, dan kita tidak menyadarinya.

Sudah basi dengki di tahun 2023! Nggak zaman lagi sahabat!

Sebagaimana keterangan religius menyatakan bahwa api dengki membakar amalan kebaikan sebagaimana bara api membakar kayu kayu kering.

Dengki membakar Kebaikan (palembang.tribunnews.com)
Dengki membakar Kebaikan (palembang.tribunnews.com)

Perumpamaan diatas memang sangat relevan. Mengapa?

Karena kita mulai cenderung melakukan perilaku tajassus terhadap saudara yang kita dengki. Bertajassus atau mencari-cari kesalahan dan keburukan seorang yang kita dengki dengan maksud jahat, agar saudara kita dapat dipermalukan oleh kedengkian yang membara dalam hati, sehingga merasakan nasib yang sama dengan seorang yang mendengki.

Dengki adalah awal mula kehancuran sang diri apabila berujung pada perilaku tajassus. Hingga akhirnya ghibah dan fitnah tidak terelakan dilakukan sang pendengki. Apalagi perilaku ghibah dan fitnah itu diabadikan dalam bentuk tulisan yang dibaca publik. 

Tajassus dengan memata-matai (islamkaffah.id)
Tajassus dengan memata-matai (islamkaffah.id)

Jika tulisan itu benar, maka ia telah berbuat hina, menghinakan dirinya sendiri, mencerminkan dirinya penuh kejelekan dan keburukan, sehingga menyudutkan seorang yang ia dengki, otomatis pahala kebaikan sang pendengki yang terkumpul mengalir kepada sang korban, hal ini disebabkan masyarakat yang menyaksikan menjadi iba pada korban, dan mendoakan kebaikan sang korban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun