Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi: Ketika Ucap dan Tulisku Menjadi Realitas

6 Desember 2022   06:00 Diperbarui: 6 Desember 2022   06:27 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Super Boy (Freepik)

Namaku Rehan.

Ya.

Seorang bocah lugu yang spesial di mata orang-orang yang berilmu di masyarakat Bumi Pancawarna.

Sejak kecil... Aku memiliki keistimewaan yang luar biasa di mata keluarga besar.

Beliau semua begitu menatapku penuh kasih. Aku dipandang unik dari balita-balita lainnya. Semuanya mencintaiku. Menggendongku untuk berfoto. Sebagai kenangan cinta yang berharga.

Aku bukan balita rewel. Aku balita yang penurut kepada siapapun yang sayang padaku.

Setiap anggota keluarga besar yang menaungiku... dari pihak ibu dan ayah, semuanya begitu menyayangiku.

Sungguh. Betapa besar cinta beliau semua terhadapku, dan aku merasakan kehangatan luar biasa dari keluarga besar yang menaungiku.

Apakah jangan-jangan aku adalah Inkarnasi dari Dananjaya? Sang Pahlawan Perang Jaya Adilaga 5000 tahun silam?

Memang sangat relevan.

Karma akan perbuatanku sebagai seorang Dananjaya di masa lampau... Dahulu aku harus memerangi keluarga besarku sendiri. Kakekku... Pamanku... Guruku... dan orang-orang yang sangat kucintai pada masa itu... Harus aku perangi karena merupakan lambang angkara murka.

Namun kecintaanku kepada Adimurti (Sang Dewa Kebaikan Tertinggi) sebagai Sahabat sekaligus Guruku yang paling utama, dan Dia menjadi kusir kereta kudaku sembari menjadi penasihat perangku. Dialah yang mengajarkan aku akan arti cinta yang sesungguhnya melalui peperangan besar ini.

Ya... Perang Jaya Adilaga memang haruslah terjadi. Kemenangan-pun diraih oleh Pihakku "Sang 5 Bersaudara".

Dan.

Kini buah karma kebaikan kupetik di kelahiranku sebagai Inkarnasi Rehan di putaran hidup masa kini, dan kini Adimurti setia menemani dalam Alam Pikiranku.

Aku dalam pelukan hangat Keluarga Besar yang sangat merindukanku. Bahkan saat aku sekolah... Guru-Guru menyayangiku seperti anaknya sendiri. 

Aku ingat masa SD-ku saat itu.

Ketika itu aku diminta pendapat.

"Rehan..."

"Siapakah Presiden Pancawarna kita selanjutnya?"

Aku menjawab dengan polos, lugu nan penuh semangat.

"Bapak S!"

Semua terdiam mendengar jawabanku seperti menaruh rasa hormat mendalam atas pilihanku.

Dan apa yang terjadi?

Benarlah...

Pengumuman di setiap siaran televisi analog menyebutkan.

Bapak S terpilih menjadi Presiden Pancawarna ke-6.

Nah...

Disaat inilah...

Kisah piluku dimulai.

Semua murid menganggapku kelak akan menjadi seorang pemimpin bangsa yang Visioner.

YA!

Semua tertuju padaku.

Semua ingin menggembleng mentalku.

Sampai aku pun merasa sepi pada saat itu.

Suasana berbeda saat masa-masa Sekolah di masa kecilku.

Riuh teriakan di kelas...

"Si Boncel! Si Boncel!"

Wah mengapa seisi kelas seakan memusuhiku?

Hingga aku tersadar.

Saat aku perpisahan SD. Karena kelulusan.

Di masa SMP, aku bertemu dengan kawan SD-ku.

Dia mengucapkan.

"Rehan. Maafkan kami yah."

Aku mengangguk. Seakan paham atas apa yang telah terjadi.

Kemudian waktu berjalan hingga aku duduk di bangku kuliah.

Rekan-rekanku bertanya.

"Rehan. Siapakah Presiden Pancawarna selanjutnya?"

Kali ini aku tak menjawab, dan hanya terdiam. Dan seakan temanku semua mengerti akan responku.

Dalam hatiku aku menjawab "Bapak J akan terpilih kembali."

Alasanku cukup rasional, karena kita membutuhkan kepala negara yang legowo menerima kritikan.

Hmm...

Karena aku tak mau bikin rekan-rekan kuliahku bikin Revolusi Mental seperti saat masa-masa SD. Hahahaha!

Eh ternyata.

Pengumuman Pemenangan Pilpres digelar, dan benarlah "Bapak J" benar-benar menjadi Presiden yang kedua kalinya.

Dari sinilah aku berfikir.

Apa yang aku ucap dan aku tulis, jika didasari motif sarat urgensi Keselamatan Bangsa-Negeri dan Penuh Cinta Kasih Sayang.

Maka...

Ia menjadi sebuah realitas.

Oleh karenanya.

Aku menulis di sebuah Media Blogging Keroyokan di Negeri Pancawarna yang terkenalnya sampai mancanegara.

Kalau nulis disitu, pasti selalu mejeng artikelku di posisi teratas dari hasil Search Mesin Pencari TEROPONG.

Dan misiku...

Untuk menulis hal-hal positif.

Demi kemajuan bangsa dan negeriku tercinta.

Dan Demi Kebaikan seluruh Makhluk Tuhan yang kukasihi.

Barulah dimulai!

Tak lupa dengan penuh rasa percaya diri.

Aku menuliskan di Blogku ini... bahwa aku kelak.

Menjadi Presiden Pancawarna berikutnya.

Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 6 Desember 2022.

Sebuah Karya Fiksi. Kemiripan sebutan nama tokoh dan tempat mohon dimaklumi hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun