Tetes air mata menitik pada tatapanku...
Dua malaikat tak bersayap yang penuh kasih padaku...
Saat kejatuhanku, engkau pilu dan penuh sendu...
Teringat kenangan mulia antara engkau dan diriku...
Memori saat aku belajar pada engkau duhai guruku...
Mengingatkan kehangatan dan kelembutan kasihmu...
Bagai seorang ibunda membelai anaknya dalam haru...
Sungguh ku kenang kebaikanmu selalu...
Puisi Makna yang dipersembahkan untuk: 2 Guru yang penuh kebaikan hati yang meneteskan air matanya saat saya duduk di bangku SMA Kelas 3. Beliau melihat perubahan karakter drastis yang mencekam pada diriku karena sakit dalam pengaruh sihir (tidak terdeteksi medis dan berdasar sepengetahuan Kyai hingga Paranormal).
Kisah lengkap di: Artikel Kisah Ayahanda Paling Tabah.
Tertanda.
Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 2 Desember 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H