Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia adalah Bhuana Alit (Semesta Kecil) Bersemayamnya Atma (Jiwa/Ruh)

17 November 2022   12:15 Diperbarui: 17 November 2022   12:15 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Sahabat Pembaca!

Gimana lihat judulnya Sahabat?

Menarik bukan?

Manusia adalah Bhuana Alit (Semesta Kecil) Bersemayamnya Atma (Jiwa/Ruh).

Jika zaman sebelum sekarang, Kisah kehidupan dan peperangan yang digambarkan oleh Sastra Leluhur yakni Veda. Bahwa terjadi perang skala besar di semesta antara Malaikat/Dewa dengan Iblis/Asura.

Nah.

Peperangan itu masih berlanjut.

Yakni dalam pikiran manusia.

Didalam pikiran manusia, Malaikat/Dewa berperang melawan Iblis/Asura. Malaikat berjuang untuk kebaikan manusia yang dibelanya. Sementara Iblis memerangi malaikat agar manusia yang dikuasainya hancur dan terjebak dalam keputusasaan.

Semuanya berupa Energi, Sifat Malaikat ada pada Energi Positif, dan Iblis pada energi sebaliknya.

Jika Malaikat memenangkan peperangan tiada henti ini. Maka Manusia akan berfikir positif yang menjadikan hidup sang manusia menjadi penuh kemujuran dan keberuntungan. Lalu kemudian menjalar kedalam hati manusia, yang membuatnya semakin cerdas dalam merasa.

Ruh kita dalam kebahagiaan didampingi kebaikan para Malaikat karenanya.

Sementara jika Iblis memenangkan peperangan tiada henti ini. Maka Manusia akan berfikir negatif yang menjadikan hidup manusia dipenuhi cemas, gelisah dan resah hingga menyebabkan overthinking menuju depresi. Lalu kemudian menjalar kedalam hati manusia, yang membuatnya jatuh dalam kubangan kebencian, dendam, amarah, hingga keputusasaan.

Ruh kita dalam keputusasaan dijebak para Iblis karenanya.

Jadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun