Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Pahlawan: Pikiran yang Mantap

11 November 2022   06:45 Diperbarui: 11 November 2022   06:46 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai sahabat Pembaca!

Satu hari telat saya menulis tulisan tema Hari Pahlawan, karena ada gangguan kecil di komputer saya kemarin hehehehe.

Kali ini saya ingin berbagi tulisan tentang pikiran yang mantap agar kita bisa menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri tentunya.

Apa aja yang dibahas?

Ayo ikuti tulisan singkat ini yuk!

1. Jangan paksa meyakini, tapi membantu agar membuat beliau berfikir hingga tersadar.

Sejatinya membuat orang meyakini atas apa yang kita yakini itu kurang tepat, karena ada unsur pemaksaan disini, hal ini akan memberatkan pikiran lawan bicara kita.

Kita mesti memberikan kesempatan kepada lawan bicara kita agar berfikir dan menyadari atas apa yang kita pahami dan rasakan manfaat suatu pengetahuan yang kita yakini. 

Bagaimana caranya?

Kita biarkan seorang yang mendapati wawasan kita untuk merenungkan apa yang kita sampaikan, hingga tersadarkan apa manfaat dari yang kita sampaikan. Tentunya perlu waktu. Kita bisa membantu beliau dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membantu beliau sadar akan manfaatnya.

Sebagai Contoh:

"Menurutku manfaat dari menulis adalah salah satunya penyembuhan."

Lawan bicara kita masih belum menyadarinya.

Lalu kita membantu beliau untuk menyadarinya.

"Apakah Saudara bimbang? Kalau begitu, mari kita coba menulis segiat mungkin, dan apakah ada terasa manfaat dan perubahan setelah kita menulis selama beberapa bulan kemudian?"

Dengan begitu, sahabat berkesempatan memberikan ruang dan waktu kepada lawan bicara agar dapat mengkritisi pemikirannya sendiri. Dan otomatis kesadaran perihal kebermanfaatan bagi beliau diperolehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun