Mohon tunggu...
Syaifullah Aji Trianto
Syaifullah Aji Trianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - WNI

Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran Perbatasan dari Sisi Sains (Bag.1)

10 Februari 2017   12:54 Diperbarui: 24 Februari 2017   08:00 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari bentuk primitif hingga hari ini

Faktanya, kita ini adalah spesies biologis. Proses evolusi mujur kita yang kebetulan menjadikan kita tumbuh dan berkembang sebagai spesies yang terlampau cerdas diantara beragam spesies lain. Bisa dikatakan, bahwa kemampuan inteligensi yang setiap dari kita miliki merupakan anugerah terindah dari mekanisme seleksi alamiah.

Alam membentuk tubuh biologis kita dengan wujud yang apa adanya nampak seperti ini, adalah bersesuaian dengan efektivitas dan efisiensi kegunaan dan fungsinya. Hal ini dapat ditelusuri sampai pada faktor paling fundamentalnya, yang berkorelasi dengan suatu dorongan naluri primordial yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survive).

Atas dasar motivasi hidup inilah dan melalui tahap seleksi alam dalam jangka waktu yang lama dari generasi ke generasi, suatu organisme memperoleh beragam variasi bentuk tubuh yang ideal dan menguntungkan.

Otak yang kita miliki, bersama dengan kompleksitas mekanismenya merupakan salah satu variasi dari bentukan seleksi alam tersebut, yang paling menguntungkan dan paling ajaib diantara variasi bentuk tubuh spesies yang lain. Dan itu sebabnya kita menduduki posisi paling puncak dari piramida rantai makanan, jauh meninggalkan bentuk kehidupan primitif apapun.

Dengan otak ini, inteligensi dan akal pikiran itu bekerja mengenali pola-pola alam dan menciptakan relasi-relasi rumit diantaranya, merefleksikan dunia dengan cara yang unik. Kemudian untuk pertama kalinya, kesadaran ego terbentuk, muncul suatu kesan bahwa kita adalah pusat dari segalanya. Kita menciptakan refleksi imajinatif tentang alam, jauh melampaui wujud biologis kita.

Kita memaknai kehidupan atas segala klaim keistimewaan posisi kita di alam semesta, kita menetapkan arti dan tujuan hidup kita sendiri. Atau dengan penuh keheranan, kita menyandarkannya pada entitas transenden jauh di luar sana, menciptakan kita dan menaruh tujuan dan maksud khusus tertentu dari momen penciptaan itu. Dan itulah yang dapat kita sebut sebagai misi kehidupan.

Telah tercatat sejarah panjang kehidupan umat manusia, peradaban-peradaban yang pernah kita bangun hingga sekarang ini, dan gagasan-gagasan revolusioner yang muncul dari para intelektual terbaik yang pernah hidup di bumi, meletakkan fondasi bagi kemajuan sains dan teknologi yang sekarang kita saksikan. Dan pada akhirnya, kita menjadi makhluk paling berkuasa di atas muka bumi, dengan kemampuan bertahan hidup yang tiada tanding. Jika dahulu alam menundukkan kita, sekarang kitalah yang menundukkan alam dan mampu memanipulasinya.

Segala pencapaian besar ini menjadikan kita hanyut dalam rasa kagum dan puas dalam kenyamanan. Mengakibatkan kita lupa dan kehilangan kewaspadaan terhadap berbagai hal potensial atau kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengancam keberlangsungan hidup kita dan punahnya seluruh spesies kita.

Entah ancaman itu dapat berupa kunjungan dari makhluk ekstraterestrial dari planet lain yang kemudian menginvasi bumi. Atau bisa jadi, ancaman itu datang dari kita sendiri akibat ambisi dan hasrat yang pada dasarnya tidak pernah mengenal adanya batasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun