Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Ayah dan Ibu

16 Januari 2020   19:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   19:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setetes keringat yang jatuh..
Dipenuhi jutaan rasa kasih..
Kulit mulai mengkeriput...
Mata yang indah mulai kecut..
 
Untuk kami...

Jiwamu rela terbakar disengat matahari..
Kasihmu sungguh luar biasa...
Nasehatmu kan kukenang selalu..

Dalam syairku berlumur air mata..
Mengenang perjuanganmu tanpa jasa..
Dalam diam aku menatap setiap ratap..
Lewat angin malam yang menyuap..

Kutitipkan rindu dalam gelap..

Lalu apa yang dibuat oleh ibu..

ibu ..

Kau telah mengandungku selama 9 bulan...
Dari rahimmu aku dibentuk..
Kau merawatku dengan rasa kasih..

Kau melahirkanku tuk melihat indahnya dunia...
Aku sungguh bahagia....

Dari merangkak, kau ajariku tuk berlari...
Langkah demi langkah kau tuntun..
Ingin ku ukir namamu di tengah gemintang...
Ijinkan syairku bernyanyi tentang kasihmu..

Puu Kaniki, 16 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun