Di manakah tawa yang dulu riuh,
Kapan lagi kita akan duduk bersama...
Kapan lagi dirimu mengepal tangan perjuangan...
Kami rindu tawa itu...
Kami rindu pelukan itu...
Kami kau tinggal pergi untuk selamanya...
Pergi dan tidak akan pulang..
Tubuhmu telah menutup mata indahnya...
Sedikitpun tak terpejam..
Bung...
Kami rindu kebersamaan itu...
Walau sering kali kami tak memgerti sikapmu...
Saat ini...
Kami bagai pena tak bertintah..
Harap kami semoga kau bahagia bersama para kudus...
Ternyata...
Tuhan lebih memilih memanggilmu kembali dipangkuannya...
Bung...
Salam perjuangan...
Tetaplah kau ditengah-tengah kami.
Selamat jalan bung maksi.
Doa kami menyertaimu di alam sana...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H