Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aku dan Pantai Mananga Aba

15 September 2019   16:27 Diperbarui: 15 September 2019   16:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, Aku dan Sumba berbagi kisah dalam mengisahkan jejak perjalanan hidupku.

Sumba adalah pulau yang sudah membesarkan saya dari 23 tahun yang silam. Masa kecilku menjadi cerita tersendiri dalam hidupku. Sumba juga menjaga dan membesarkanku dengan rasa kasih yang tak kau miliki.

Berpose dengan keindahan lautnya (Dokpri)
Berpose dengan keindahan lautnya (Dokpri)

Masa remaja yang benar membuatku kagum akan sikapku saat itu. Bumi marapu ini tidak hanya memberiku kehidupan yang berkecukupan,  tetapi alamnya yang indah juga menjadi penghias dinding-dinding pandangan mata.
Waktu terus berputar,  potensi alam tanah kelahiranku semakin mendunia.

Matahari mulai tenggelam (Dokpri)
Matahari mulai tenggelam (Dokpri)

Ya,,, umurku semakin bertambah, perubahan di bumi marapu pun seakan menyesuaikan umurku. Mengapa tidak? Aku yang dulu luguh, sekarang sudah berada pada usia yang cukup dewasa. Seprtia alam Sumba yang juga semakin menonjolkan eksotiknya. Lautan yang indah, butir pasir pantai yang putih mengkilat menginspirasi kisahku.

Aku mencoba telusuri salah satu destinasi wisata di tempat kelahiranku. Pantai mananga aba namanya. Pantai kecil ini memantik jiwaku untuk menyuguhkan rasa empatik dan peduliku dalam merawatnya. Seolah alam ini menginginkan aku menjadi salah satu pelindung keindahannya.

Potret keadaan lingkungan pantai (Dokpri)
Potret keadaan lingkungan pantai (Dokpri)

Ceritaku di sore itu membawa inspirasi baru dalam hidupku. Rasa terhibur dan menghibur sangat tersentuh dalam kisahku. Pantai Mananga Aba seolah menjadi tempat melepas penatku yang paling tepat. Kisahku tercoret dilautnya yang biru dan dimusnahkan oleh gelombangnya yang bertingkat.

Sumba, aku ada karena kamu, kamu ada karena aku. Cinta Sumba yang begitu besar ini akan kujaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun