Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang berlimpah. Alamnya pun menjadi berkah tersendiri bagi orang-orang yang hidup di sana. Tiap suku-suku yang ada pun memiliki ciri khas budaya dan adat istiadat yang berbeda satu dengan lainnya. Salah satu tradisi yang hampir semua ditemukan pada setiap suku-suku di Indonesia ialah kegiatan berburu hewan. Tradisi berburu hewan ini bertujuan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, baik dikonsumsi sendiri atau akan dijual lagi.
Suku Kanume mendiami perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini (PNG) dan Kawasan Taman Nasional Wasur. Suku Kanume hidup di hutan adat yang masih terjaga kelestariannya. Makan dan minum didapatkan dari sumber daya alam yang tersedia di hutan adat. Tak heran, kegiatan berburu secara tradisional sudah menjadi kebiasaan hidup Suku Kanume dan masih dipertahankan sampai detik ini.
Jubi dan Bevak
Sebelum berburu hewan, Suku Kanume akan mempersiapkan alat-alat berburu serta bekal dalam perjalanan nanti. Alat berburu yang dibawa adalah Jubi dan busurnya. Jubi merupakan bahasa Suku Kanume yang berarti Anak Panah. Tak lupa juga parang serta senter yang diperlukan nanti saat berburu. Bekal yang dibawa biasanya berupa sagu dan beberapa umbi-umbian.
Suku Kanume biasanya akan berburu di hutan adat dan dilakukan selama berhari-hari. Perburuan ini akan dilakukan dengan kelompok keluarga mereka sendiri. Hewan buruan yang dicari adalah rusa, kangguru, atau babi hutan. Â Mereka akan berpindah-pindah tempat (Nomaden) jika di daerah tersebut tidak ditemukan buruan yang mereka cari.
Selama beberapa hari berburu hewan di hutan dan berpindah-pindah tempat, mereka akan membangun sebuah bevak di area yang sudah ditentukan. Bevak ialah tempat tinggal untuk berteduh sementara waktu dari panas maupun hujan yang terbuat dari batang pohon, ranting, dan dedaunan yang ditemui di alam.
Menepuk-nepuk Tangan Ke Tanah
Suku Kanume ketika menemukan saham, maka mereka akan mengambil posisi tiarap sambil menepuk-nepuk kedua tangannya ke tanah. Cara ini dilakukan dengan maksud agar saham mengira itu adalah kawanannya.Â
Kemudian setelah melakukan posisi tiarap sambil menepuk-nepuk tanah berulang-ulang di tanah, saham lah yang akan mendekati sumber suara itu. Saat dirasa saham sudah begitu dekat dengan sumber suara, maka dengan cepat Jubi pun dilepaskan tepat di bagian leher atau kaki sehingga saham mudah jatuh.
Sigera....Sigera....Sigera!!!