Mohon tunggu...
Rian Raymon Tarantein
Rian Raymon Tarantein Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalist//Adventurer//Nature Lovers//Humanitarian Volunteers
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Born in Merauke, E-mail : rianraymont@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Palestina dan Problematika Kesehatannya

15 Mei 2021   22:56 Diperbarui: 15 Mei 2021   23:01 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyerangan yang terjadi secara berkepanjangan di negara Palestina, bukan hanya masalah kemanusiaan, politik atau perebutan kekuasaan saja, tetapi ini berkaitan juga dengan masalah kesehatan. Konflik di Palestina dampaknya juga bisa mengancam keberlangsungan hidup dan kesehatan anak-anak bahkan bayi yang belum lahir.

WHO melaporkan bahwa 1,4 juta pengungsi dikabarkan tinggal di jalur Gaza selama periode 2020, dimana 70% merupakan penduduk Palestina. Sedangkan angka kematian bayi di Palestina dilaporkan mengalami kenaikan tiap tahunnya.

Laporan lainnya mengabarkan bahwa 28% bayi yang lahir di jalur Gaza mengalami kelainan kongenital. Kelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kelainan yang didapatkan sejak lahir. Kelainan kongenital dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi cacat atau gangguan fungsi pada organ dan bagian tubuh lainnya. 

Pasangan yang memiliki anak dengan kelainan kongenital memiliki resiko 10 kali untuk memunculkan kelainan kongenital kembali pada keturunannya, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang terlihat normal.

Studi terbaru menunjukan bahwa hal ini mungkin berhubungan dengan adanya kejadian yang mempengaruhi lingkungan gen (epigenetik) dan gen.

Anak-anak yang terlahir dengan kelainan kongenital, salah satu atau kedua orang tuanya mungkin pernah mengalami serangan bom. Pengeboman di rumah keluarga umumnya dilaporkan pada pasangan yang memiliki anak dengan kelainan kongenital.

Hal ini mungkin ada keterkaitan atau hubungan sebab akibat dari kontaminasi senjata terhadap perkembangan janin seorang bayi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun