Penyerangan yang terjadi secara berkepanjangan di negara Palestina, bukan hanya masalah kemanusiaan, politik atau perebutan kekuasaan saja, tetapi ini berkaitan juga dengan masalah kesehatan. Konflik di Palestina dampaknya juga bisa mengancam keberlangsungan hidup dan kesehatan anak-anak bahkan bayi yang belum lahir.
WHO melaporkan bahwa 1,4 juta pengungsi dikabarkan tinggal di jalur Gaza selama periode 2020, dimana 70% merupakan penduduk Palestina. Sedangkan angka kematian bayi di Palestina dilaporkan mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Laporan lainnya mengabarkan bahwa 28% bayi yang lahir di jalur Gaza mengalami kelainan kongenital. Kelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kelainan yang didapatkan sejak lahir. Kelainan kongenital dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi cacat atau gangguan fungsi pada organ dan bagian tubuh lainnya.Â
Pasangan yang memiliki anak dengan kelainan kongenital memiliki resiko 10 kali untuk memunculkan kelainan kongenital kembali pada keturunannya, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang terlihat normal.
Studi terbaru menunjukan bahwa hal ini mungkin berhubungan dengan adanya kejadian yang mempengaruhi lingkungan gen (epigenetik) dan gen.
Anak-anak yang terlahir dengan kelainan kongenital, salah satu atau kedua orang tuanya mungkin pernah mengalami serangan bom. Pengeboman di rumah keluarga umumnya dilaporkan pada pasangan yang memiliki anak dengan kelainan kongenital.
Hal ini mungkin ada keterkaitan atau hubungan sebab akibat dari kontaminasi senjata terhadap perkembangan janin seorang bayi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H