Oleh: Riami
Kematian serupa cinta
Yang dijemput, datang kapan saja
Meninggalkan kesan yang membekas di dada para orang-orang yang ditinggal dalam kisah
Menjadi riwayat kehidupan di alam fana
Bak lukisan alam, gunung, sawah, lembah, yang terguncang gelombang takdir
Kematian serupa bunga tumbuh, mekar, berjatuhan kelopaknya
Lalu meninggalkan buah yang manis atau pahit adalah catatan kehidupan yang nyata tersimpan dalam angan orang-orang terdekat
Bilakah engkau ingin lari dari kematian
Lalu kau pergi ke gunung, sedang malaikat maut menjemput untuk meletuskan atau melongsorkan gunung lalu membawamu kembali kepada-Nya
Bilakah engkau takut pada kematian di darat lalu kau pergi ke laut
Sedang Izrail sudah siap menenggelamkan kapal berapa pun besar dan beratnya
Untuk memelukmu dengan dekap paling dalam
Adakah yang berharap kematian, dari sebuah keputusasaan?
Jika Dia hendak menggodamu dengan ujian tak satu pun pedang, senapan atau racun sekalipun bisa merenggut napas, sekalipun napas tinggal satu detak di jantung
Kematian adalah kepasrahan dalam latihan tentang hidup dan tidurmu sehari dan semalam ini saja
Satu detik, satu menit, satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun ataukah satu apa adalah milik-Nya semua
Kita tinggal memilih menunggu giliran dengan suka atau duka
Bukit Nuris, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H