Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Meong

19 Februari 2021   21:00 Diperbarui: 19 Februari 2021   21:03 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meoong,
Suaramu mengiba kecil, matamu kecil, telingamu dan kakimu masih kecil, ibumu di mana

Meooong,
Kau pasti dingin, ayahmu di mana, yuk masuk kerdus sini, ich jangan sentuh aku geli bulumu, tapi kasihan, sebentar kuambilkan susu hangat milik adik, ini selimut bekas tapi semoga cukup hangat, aku cuma punya ikan asin, kubuang durinya ya

Meooong,
Kenapa kau menangis terus ayo makan
Dan tidurlah

Malam kian dingin lampu mati, meong terdiam, sampai pagi
Kubuka selimut meong, diam tak bergerak, hembus napas terhenti

Meooong!
Sekarang aku yang teriak histeris

Bukit Nuris, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun