Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Butiran Padi Itu

25 September 2020   05:40 Diperbarui: 25 September 2020   05:43 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Butiran Padi Itu

_para petani_

sehamparan sawah yang hijau
bercerita pada burung, pada angin, ia telah kirimkan segudang padi hasil cucuran keringat para petani

matahari bersinar, menembus punggung hingga hitam
keringat pun kering, dan menjelma menjadi nasi yang pulen
pernahkah kau berfikir ketika menikmati sepiring nasi?

dalam putih nasi yang mengepul, ada semangat yang menggelora
membajak sawah tiada henti

deru mesin telah menggantikan kerbau dan sapi
tapi adakah kelak yang menggantikan otot kekar yang rela terbakar di terik mentari demi nasi yang kita nikmati

satu lagi adakah yang bisa memberi jawab
atas kecemasannya? atas tanya ke mana itu lahan sawah  makin menyempit? atas kekhawatirannya, kemana kelak generasi mendapatkan beras dan nasi?

oh, ronta kerongkongannya yang kering tak dihiraukan
yang di harap hanya buliran padi yang panjang mampu menyentuh hati generasi

dan pematang sawah itu menjadi saksi
kaki-kaki perkasa melumat lumpur
yang tak pernah mengotori piring saji
bahkan hati sucinya tak pernah membayangkan lembar daun padi yang mengering bisa jadi lahan uang buat tengkulak yang datang di senja hari

dan jari-jari yang kian keriput telah sekian puluh tahun menyuapi anak negeri
hingga bisa menahan lapar yang menggerus usus setiap hari

bagaimana kabarmu hari ini wahai petani?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun