Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gerimis Langit dan Debu Bumi

26 Juni 2020   23:27 Diperbarui: 26 Juni 2020   23:38 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerimis Langit dan Debu Bumi

Debu bersujud
Gerimis basahi, butiran halus kalbu, sujud mengikuti angin

Manusia, bukan malaikat, tapi sungguh tak kan sanggub menerima perih

Dalam ombak laut, pasir membawa cahaya, menampar penuh hikmah. Kesadaran bangunlah bahwa semua kelak di tinggalkan untuk menuju-Mu

Tangis terindah adalah dalam dekapan langit, takut sinar mentari selalu membias mencari kesediahan di kolong-kolong hati, sudah berlari dan sembunyi, tapi matahari selalu tahu di mana mata basah, dia ingin selalu dengan sinarnya mengambilkan tisyu buat setetes debu yang lebam oleh luka

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun