Pada bagian sunyi, cinta bersembunyi di balik puing
Embun, sedikit demi sedikit genangi jantung, tapi apa daya, bila segitiga ini ditebas titik titik di dalam yang tertata bagai mozaik akan hancur berantakan, keindahannya akan mendebu
Itu juga menyakitkan, tak kan ada yang rela lukisan ini terburai
Mampukah rumus pitagoras menyelesaikan luas segitiga sama sisi? kelilingnya tak sama ternyata dengan fakta segitiga cinta lebih lancip menusuk kalbu
Sunyi tetap mendengar deru debu, kepura-puraan romantis adalah kemunafikan cinta sejati
Rumus-rumus sedang dicari, oleh pengembara diri, dalam ruang sunyi penuh ricuh, antara yakin, protes dan tetap pura-pura tersenyum di dalam deras air mengalir dalam rasa
Apakah cinta sejati menangis? Ya, tangisnya melangit
Hingga pemilik segitiga yang terlukis dalam dunia kefanaan menyentuh ruang kalbu yang tersembunyi untuk mengambil embun yang tertimbun hingga tak tersisa
Tangisnya menjadi huruf-huruf catatan ketabahan yang ia sendiri tak memahami apa sebenarnya cinta sejati
Yang ia tahu, tak ingin lebih menghancurkan lagi isi segitiga yang volumenya sudah penuh muatan buah kenang asmara
Bukit Nuris, 2020
Riami**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H