Mungkin kau sedang bahagia? Atau sedang bersedih, seperti patah sayapmu
Bila sedang bahagia, tutupilah separuh bahagiamu, sebab di sekelilingmu masih banyak yang mereguk sari pahit kehidupan
Bila kau bersedih menangislah jika kau ingin tumpahkan segala butiran bening yang memenuhi dadamu
Lalu tulislah sebuah cita-cita indah, jangan pernah kau ingin berhenti dari perjalanan yang belum usai
Tuangkanlah lukisan harapan, laksana menggambar potret masa depanmu di dalam bingkai kehidupan
Jangan gunakan keraguan, sebab lukisan wajahmu nanti tampak buram
Tahukah kau, bahwa sebuah keputusasaan adalah hilangnya sebuah harapan, maka jangan pernah kau pupuk
Berdirilah di senja temaram, lalu nikmati sunyinya malam
Kau akan temukan kerlip bintang
Saat matamu terlelap, akan tertidur di atas sofa kepasrahan
Di sinilah bawah sadarmu akan temukan sebuah keyakinan bertemu fajar
Begitu setiap hari, hingga kau pahami bahwa perubahan adalah kehendak Tuhan
Maka yakinlah bahwa hidup bergerak
Bergeraklah, bergeraklah seperti air
Ia tahu kapan harus tenang, gerimis, Â berombak dan menghanyutkan kepedihan-kepedihan yang menjadi polusi kalbu
Yakinlah
Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~