Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau

7 Juni 2020   10:35 Diperbarui: 7 Juni 2020   10:39 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau

Kau adalah inspirasi, sebelum aku mereguk segala diksi, tumpahi dengan segala rasa yang menghunjam jiwa, aku tergagap, juga tak mampu memilih kata yang tepat untuk menjadikanmu sebuah kekasih atau kenangan

Jalan ini begitu rumit kita lalui sayang, kau telah mencabik rasaku, lalu mengunyahnya hingga menjadi butiran halus dan menelannya dalam rasamu. Menyebabkan aku  selalu mengikutimu kemana saja engkau membagi hati.

Kau telah menyayangiku, sekaligus menjadikanku bubur cintamu yang mengharu biru, hatiku sudah terlanjur menyatu dalam jiwa petualangmu yang tiada henti

Kekasih meski kurasakan aku larut, aku hanyut, aku tetap saja bersama kepedihanmu kala kau kembali meniti hari yang panjang bersama mimpimu

Dan sunyi tetap menemaniku berdiam di palung hatimu yang gamang oleh cinta yang berpendar seperti bias biang lala

Kunikmati lagu sunyi ini sebagai sujud terindahku buat kisah cinta kita
Aku tak kan meratap di balik dinding jantungmu yang berdegup mengguncang sajadah sunyiku  yang tergelar, dalam cinta penuh warna

Bukit Nuris, 2020
Riami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun