Ada yang cerita padaku, saat liburan itu Boring Tired (BT). Pekerjaan ibu ya itu-itu saja, di dapur, di sumur dan di kasur. Benarkah pekerjaan itu membuat seorang ibu itu bosan, capeknya minta ampun? Belum lagi menghadapi anak yang biasanya sekolah sekarang di rumah dan harus membatasi dia untuk ke luar rumah. Tentu ini menjadi problem tersendiri bagi seorang ibu baik yang biasa di rumah atau bekerja.
Bagi yang biasa di rumah mereka para ibu mendapat tugas tambahan yang ini biasanya dilakukan oleh guru. Tugas itu mengawasi pola makan anak, mengajari melakukan tugas rumah dengan suka rela, membentuk karakter taat pada agama, juga saling kasih dengan saudara yang ada di rumah, berbagi dengan ikhlas.
Bagi seorang ibu yang biasa bekerja ini merupakan penyesuaian baru, yang biasanya anak berada di sekolah sampai sore sekarang di rumah mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Layaknya seorang guru seorang ibu harus kreatif. Yang kualami, aku harus jadi chef (koki) bagi mereka, teman, guru, juga petugas keamanan.
Bagaimana agar kita tidak bosan menjadi teman, guru juga pengawas bagi mereka anak-anak kita. Tentu ini bukan hal yang mudah. Seorang ibu sendiri harus konsisten dan terus berkreasi. Misalnya untuk pemahaman pandemi, anak-anak harus dipahamkan bahwa dia libur  bukan untuk hura-hura melainkan untuk menjaga kesehatan. Nah ibu juga harus paham dan banyak membaca berita juga literasi tentang agama harus dipadukan.
Contohnya dengan wabah ini anak harus diajari selalu menjaga kebersihan, banyak beribadah dan juga tawakkal kepada Tuhan yang maha Esa. Tawakkal ini harus disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Bukan hanya pasrah bongkokan (sekedar pasrah) kata orang jawa.
Nah sebagai ibu kita harus anggap bahwa kesempatan ini adalah rizki dari Tuhan yang diberikan kepada kita untuk dekat dengan anak secara maksimal dan memanfaatkan sebaik-baiknya karena masa kanak-kanak tidak akan terulang lagi.
Apa yang yang harus dilakukan ibu? Ibu adalah konseling bagi anak sejak ia dalam kandungan. Buktinya jika ibu sedih akan terhubung dengan jiwa bayi dalam kandungan. Ibu yang tabah akan menghasilkan generasi yang tangguh pula. Nah saat liburan pancinglah dengan cerita-cerita yang menginspirasi dan mendidik. Lalu ajaklah dia bicara, apa saja yang ia suka, yang ia tidak suka dan bagaimana menyelesaikan sebuah masalah yang dia hadapi.
Ibu juga chef bagi mereka, ajaklah meski tidak terlalu mahal anak untuk memahami fungsi makanan. Dengan menjelaskan apa saja kandungan gizi yang ada dalam makanan yang akan dimasak. Misalnya bayam banyak banyak mengandung kalsium, Â kecambah banyak mengandung vitamin E, telor banyak mengandung protein.Â
Dan anak-anak harus suka sayur agar sehat. Beri contoh juga untuk minum air putih. Bagaimana memasak air putih dan air putih yang bagaimana yang bisa dikonsumsi. Mengajaknya ikut membantu menyiapkan masakan dan makanan juga boleh, asal yang tidak membahayakan.
Masih ada tugas lagi, yaitu menjadi guru. Kita mengajak mereka mengerjakan tugas online dengan senang. Dengan diselingi dengan permainan-permainan, misalnya ular tangga, dakon, engklek. Jika dia ingin main game harus dibuat kesepakatan berapa lama ia harus bermain.
Untuk anak-anak seumuran SMP dan SMA, mereka sudah bisa diajak berkebun meski dengan cara yang sederhana. Mula-mula mengumpulkan kaleng bekas. Lalu membuat campuran tanah dan pupuk kandang.Â