Sajak untuk Erin
Serasa baru kemarin, kuncup-kuncup kata-katamu mekar dan mengharum di dunia maya
Kubaca pesanmu lewat tulisan
Meski kita tak pernah jumpa dalam nyata, tetapi jabat jarimu terasa erat di kalbuku
Aku baru sadar, bahwa untaian pesanmu kini menjadi roncean melati yang menghiasi senyummu untuk berjumpa sang maha kasih
Damailah kau di sisi-Nya
Tempat terindah buatmu menantimu tanpa ada rasa sakit dalam meniti hari-harimu
Bunga-bunga doa mengharum mengecup ketulusanmu
Air mata kehilangan berjatuhan, menjadi buliran permohonan kasih untukmu
Lihatlah, semua akan merindukanmu, dalam pandang, kata, dekap, juga candamu
Menginspirasi setiap kedip mata memandang
Engkaulah permata puisi itu
Yang sajak-sajaknya menjadi pelindung keluh tanpa kesah
Kaulah itu, melati wangi yang selalu memutih di hati pembacamu
Mengharum, membahana di sudut-sudut ruang yang pernah kau singgahi dengan jarimu yang tulus
Selamat jalan manisku Erin
Semoga setiap huruf yang kau pahat menjadi saksi kebaikanmu dan mengantarmu hingga ke surga-Nya
Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H