Hingga saat ini, “internet” adalah hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-harikita. Meskipun demikian, harus diakui bahwa internet bukan merupakan sesuatu yang membosankan, karena variasi konten yang terdapat di dalamnya berkembang dengan cepat. Dengan konten tersebut dapat dikatakan internet memiliki medan magnet yang kuat untuk menarik perhatian setiap kalangan. Situs jejaring sosial yang tumbuh subur, serta banyaknya instansi yang ikut serta menggunakan jasa internet merupakan beberapa contoh dari sebab mengapa begitu mudahnya internet dikenal oleh berbagai kalangan. Baik anak-anak, remaja, dewasa, kaya, miskin, individu yang berpendidikan, bahkan individu yang tidak berpendidikan pun seperti dihipnotis akan pesona dari internet.
Kini sedemikian dekatnya peran internet dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, hingga menyita pandangan mata dunia pendidikan yang notabene merupakan titik pengembangan anak bangsa. Selain berbagai kalangan yang disebutkan di atas, para pelajar merupakan sorotan utama yang mendapatkan perhatian besar. Jelas, karena pelajar merupakan bibit-bibit harapan bangsa, yang akan mengantarkan kepada perkembangan suatu negara, khususnya Negara Indonesia. Jika pendidikan yang dikonstruksikan sejak kecil sudah terkontaminasi hal-hal yang negatif, maka akan dibawa kemana masa depan negara yang katanya sudah digelayuti berbagai masalah intern ini? akankah internet berpotensi menjadi musuh besar bagi masa depan pendidikan Indonesia?
Bertolak dari pertanyaan diatas, sejauh ini tidak dapat kita pungkiri manfaat dariinternet adalah sebagai media komunikasi, media pencari, pengumpul dan pertukaran informasi, media untuk mengetahui berita yang up to date, media sosial, media pengembangan (tutorial), serta media bagi pelajar untuk mendapatkan pendidikan (E-learning), ataupun media untuk mendapatkan buku secara online (E-Book). Namun dibalik banyaknya manfaat dari menggunakan media internet, sudah semestinya kita peka terhadap dampak negatif yang efeknya dapat kita rasakan secara langsung maupun tidak langsung, seperti kecanduan fasilitas social networking/game online, penipuan yang berujung kepada penculikan, sulit berkonsentrasi pada masalah pendidika, menurunnya kemampuan verbal dalam dunia nyata akibat terbiasa dengan penggunaan media online dibandingkan dengan kehidupan sosial nyata, menjadi pribadi yang tertutup dari lingkungan sekitarnya, kemudian yang terparah adalah rusaknya moral individu akibat mudahnya mengakses situs porno. Hal ini terang saja membutuhkan perhatian besar dari berbagai pihak. Bayangkan jika dampak negatif ini lebih banyak dialami oleh anak-anak kita, pelajar bangsa. Mau jadi apa mereka kelak?
Akses situs porno merupakan masalah yang tiada habisnya di negara tercinta kita ini, Negara Indonesia. Faktanya hingga kini Indonesia selalu saja menempati peringkat 10 besar dalam daftar negara pengakses situs porno terbesar sejak tahun 2005, kegigihan yang dilakukan Menkominfo sepertinya belum bisa menggeser jauh-jauh posisi Indonesia dari peringkat 10 besar tersebut. sungguh suatu hal yang amat sulit untuk diatasi. Berbagai strategi yang perlu diterapkan untuk menjaga anak-anak atau pelajar sudah banyak disuarakan, namun sepertinya belum cukup efektif jika pelaksanaanya tidak kontinu dan terintegrasi.
Jika kita ingin terjun langsung bersama dalam lingkungan mengenai masalah yang satu ini, memasuki tempat yang menyewakan jasa internet (warnet) bisa menjadi salah satu alternatif. Kita akan mengetahui bagaimana suasana di tempat tersebut. Kata-kata kotor yang menggema di langit-langit warnet, pengapnya asap rokok dan parahnya adalah ketika di tempat yang sama tersebut terdapat anak-anak yang terbilang sangat muda dari faktor usia. “Anak adalah peniru yang ulung”, begitu kutipan dari kata-kata orang bijak, lalu apa yang akan ditiru anak kecil dari suasana yang seperti itu?. Hal yang demikian merupakan sebagian kecil dari realitas yang ada di kehidupan sehari-hari. Terlebih kini iklan-iklan ataupun gambar persuasif yang berbau porno mudah sekali ditemui dibeberapa situs, bahkan situs yang memuat pengetahuan sekalipun. Hal ini sungguh sangat rentan bagi pelajar yang semula berniat untuk memperoleh pengetahuan dari media internet.
Dapatkah kita bayangkan betapa sulitnya tugas kita menjaga anak-anak bangsa dalam menyikapi hal ini? begitu mudahnya hal-hal yang berbau mesum didapatkan dengan cara yang instan. Oleh sebab itu, jika sejak sekarang dalam penggunaan media internet tidak disertai dengan bimbingan orang yang berkemampuan untuk mengarahkan anak-anak atau pelajar ke arah yang semestinya, mungkin sejak pula itu kita mulai dapat menaksir kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa depan. Semakin canggihnya teknologi masa kini, maka semakin mempermudah akses internet lebih meluas jangkauannya, juga semakin mudah konten perusak moral didapatkan. Dimulai dari telepon genggam yang canggih, telepon dengan harga terjangkau namun dilengkapi fitur internet yang lengkap, hingga provider yang berlomba-lomba ikut serta memberi dukungan dengan menawarkan biaya akses internet yang relatif murah. Akankan internet berpotensi menjadi musuh besar bagi masa depan pendidikan indonesia?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI