Mohon tunggu...
Ria Mahardika
Ria Mahardika Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ~simple~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mempersiapkan Mental Pelajar Jelang UN

6 Mei 2012   12:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:38 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menetapkan bahwa jadwal UN 2012 akan dilaksanakan pada kisaran bulan April hingga bulan Mei mendatang. Seiring dengan semakin dekatnya waktu yang ditetapkan tersebut, para guru hendaknya sudah lebih mengencangkan ikat pinggang mereka dalam mempersiapkan kondisi akademik dan mental para peserta didik menjelang pelaksanaan UN. Tidak hanya guru, keluarga serta lingkungan pun menjadi syarat penting yang memperkuat mental pelajar dalam menghadapi momentum yang sempat disebut-sebut sebagai parameter keberhasilan pelajar setelah sekian lama menjalani proses KBM di sekolah mereka.
Hampir setiap tahun UN menjadi berita hangat yang menyita perhatian dari berbagai kalangan. Baik berita persiapan menjelang UN, berita pelaksanaan UN, berita kelulusan UN di berbagai daerah, hingga berita kasus pelajar yang gagal dalam UN. Fenomena-fenomena tersebut tidak luput dari perhatian para pelajar yang telah memiliki orientasi matang untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta. Bagi para pelajar bangsa, meskipun sudah tidak asing lagi menyimak berita yang sama setiap tahunnya mengenai momentum UN, terkadang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perasaan was-was tetap saja melanda sebagian besar pelajar bangsa yang akan melaksanakan UN di sekolah mereka masing-masing. Faktanya berita tersebut nampak belum cukup menjadi bahan evaluasi untuk banyak pihak, terutama para pelajar. Terbukti dari dengan hadirnya berita pelajar yang mengalami depresi, gangguan jiwa, hingga beberapa kasus bunuh diri yang dilakukan beberapa pelajar dengan alasan tidak lulus UN. Sungguh ironi yang menimpa anak negeri. Hal ini tentu tidak lepas dari masalah kesiapan mental para pelajar yang belum matang sejak awal, sebelum hingga detik-detik pengumuman kelulusan UN.
Sungguh sangat memprihatinkan jika kasus-kasus diatas terulang kembali pada bulan yang akan datang tanpa kita mengambil langkah antisipasi. Mampukah para pelajar menghadapinya? Bagaimanakah peran serta orang tua dalam mempersiapkan anak-anaknya untuk menghadapi UN? Apakah pemantapan yang akademis yang diberikan guru di sekolah sudah cukup membekali?

PERANAN BERBAGAI LINGKUNGAN
Dalam pendidikan terdapat tiga lingkungan yang berperan dalam mempersiapkan mental pelajar ditinjau dari segi proses. Pertama mencakup lingkungan keluarga, kedua mencakup lingkungan sekolah dan selanjutnya lingkungan organisasi pemuda. Ketiga cakupan lingkungan diatas disebut dengan Tri Pusat Pendidikan (Oleh Ki Hajar Dewantara). Pada pernyataan tersebut jelas bahwa lingkungan keluarga memiliki peranan penting dalam proses pendidikan para pelajar. Hal tersebut dikarenakan keluarga merupakan lingkungan pertama dimana pelajar mendapatkan pendidikan terapan sehari-hari sekaligus pendidikan mental yang dibentuk melalui pembiasaan. Dalam hal ini orang tua yang merupakan bagian terdekat dari anak memiliki kewajiban untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya secara benar. Terkait dengan kesiapan para pelajar menghadapi UN, keluarga yang mendidik anaknya secara bijak, penuh kasih sayang, dan disiplin perlahan akan menumbuhkan sikap-sikap positif dalam pola pikir pelajar. Sifat jujur, tekun ,tidak cepat berputus asa, serta jiwa optimis yang religius merupakan bekal untuk anak dalam menghadapi masa-masa yang dianggap rumit saat anak tumbuh besar nanti. Sifat-sifat tersebut pun juga nantinya dapat membantu anak ketika anak membutuhkan kondisi mental yang seimbang, contohnya seperti detik-detik menjelang UN, maupun ketika UN berlangsung. Sehingga nantinya pelajar mampu menciptakan mood dan pikiran yang nyaman ketika akan menjalani UN. Selain dengan melakukan pembiasaan sejak kecil, orang tua yang baru ingin memulai mendidik mental akademik dan psikis anak, pun dapat menggunakan strategi-strategi yang unik dan menarik untuk menstimulasi semangat anak agar anak lebih intensif dalam belajar dan bersikap. Apabila para orang tua merasa terlambat dalam menanamkan pelajaran yang kuat baik secara akademis maupun mental, teknik dengan memberikan reward (hadiah) kepada anak, ataupun dengan cara memberikan punishment (hukuman) dengan cara mengeliminir sesuatu yang merupakan kesenangan anak dapat membantu orang tua dalam rangka membangkitkan semangat belajar. Berikan reward jika anak mulai giat belajar dengan tekun, atau eliminasi satu persatu benda favorit dari jangkauan anak apabila anak sulit untuk diajak belajar. Teknik dengan melakukan pendekatan pun dinilai cukup berhasil dalam memotivasi anak. Anak diberi gambaran melalui hubungan sebab akibat sesuai dengan penalarannya, agar pemikiran mereka semakin terbuka sehingga anak termotivasi dan bangkit dari kecemasan yang terkadang menyelinap ke dalam hati. Hal-hal kecil tersebut merupakan beberapa contoh dari cara lainnya untuk memotivasi anak agar anak giat dalam belajar. Mengingat anak tersebut akan menghadapi UN yang notabene 40% nilai kelulusannya bergantung dari ujian tersebut.
Jika orang tua sudah mendukung anak secara maksimal, maka selanjutnya adalah peranan guru yang diharapkan dapat membantu anak tersebut (pelajar) dalam menyongsong UN. Distribusi akademis, pelatihan rutin melalui drilling atau try out, juga bimbingan belajar atau les yang diadakan di luar jam sekolah merupakan langkah yang cukup baik dalam mempersiapkan pelajar menuju UN. Sehingga pelajar merasa optimis dan percaya diri secara mental dalam menghadapi UN tanpa harus merasa khawatir. Tanpa terlepas dari masalah akademik, hendaknya guru juga ikut menanamkan nilai-nilai moral yang baik dalam proses pendidikan, sehingga anak-anak tidak hanya terlatih untuk berusaha mendapatkan prestasi dari segi kuantitas (nilai) saja, namun juga mendapatkan prestasi dari segi kualitas moral pelajar yang diharapkan Bangsa Indonesia.
Adapun lingkungan pemuda juga merupakan media sosial dalam pembentuk karakter mental pelajar. Dimana para pelajar bersosialisasi dengan sebayanya secara kontinu. Sifat pelajar yang dinamis, ulet, dan tekun, serta memiliki kepercayaan diri yang kuat bisa menjadi suatu pembiasaan bagi sesama pelajar dalam bersikap. Umumnya pelajar yang sadar akan pentingnya momentum UN bagi masa depan, mereka akan berusaha menyiapkan semaksimal mungkin untuk melaksanakan ujian tersebut. Sebaliknya jika pelajar yang tidak sadar akan pentingnya UN dalam sumbangsih kelulusan sekolah mereka, mereka akan lebih menganggap remeh UN itu sendiri. Tidak jarang beberapa dari mereka melakukan kecurangan dalam pelaksanaan ujian tersebut, seperti membeli kunci jawaban, mencontek, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, kesiapan mental yang baik diperlukan agar pelajar semangat dan memiliki pemikiran-pemikiran positif menjelang UN.
Kini kesiapan mental pelajar menjadi salah satu urgensi dalam menghadapi UN 2012. Peran serta orang tua, guru, dan teman sebaya sangat dibutuhkan, selain itu pemantapan dari pelajar itu sendiri juga perlu diperkukuh. Hal tersebut dimaksudkan agar pelajar siap secara akademis dan mental ketika menjelang UN, serta dapat berpikir bijak dalam menerima segala konsekuensi yang mungkin terjadi. Sehingga kasus-kasus pelajar yang stres, hingga nyaris bunuh diri dapat diminimalisir pada pelaksanaan UN 2012 mendatang. Karena mengingat pelajar saat ini merupakan warisan masa depan negara yang berharga, marilah kita bersama-sama membina dan membimbing anak-anak bangsa dengan mental yang positif, tidak hanya menanamkan unsur akademis, namun juga kita tanamkan nilai-nilai moral yang luhur. Agar kelak ke depannya Indonesia tidak menjadi negara yang bobrok.
(artikel yang telat di-posting -_-. mungkin bisa untuk cerminan UN 2013 ^.^)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun