Mohon tunggu...
Ria Mustika Fasha
Ria Mustika Fasha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Content Writer

Wife, Mom, Blogger, content writer https://riafasha.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Sebenarnya dengan Menulis

21 November 2014   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

guru adalah sosok teladan untuk digugu dan ditiru

bukan hanya sosok yang hanya bisa menyuruh

guru adalah sosok motivator untuk anak didiknya

bukan sosok yang hanya bisa menilai dengan angka

Beberapa tahun menjadi seorang guru, memberikan satu kesan bagi saya pribadi bahwa menjadi seorang guru bukanlah perkara yang mudah. Tidak semudah pekerjaan lain yang pernah saya geluti. Guru tidak sekedar menyampaikan pelajaran di depan kelas, memberikan tugas lantas menilai kemampuan anak dengan deretan angka di lembar penilian. Namun menjadi seorang guru berarti memikul sebuah amanah besar akan perkembangan peserta didik, baik kemampuan akademik maupun sikapnya.

Saya jelas masih ingat bagaimana kecewanya saya dengan beberapa oknum guru saat saya masih duduk dibangku sekolah. Tidak perlu disebutkan tepatnya dimana, saya mendapati seorang guru yang begitu dikagumi oleh banyak orang karena “mengaku” dirinya membuat bukunya sendiri dan dibagikan pada siswa. Saya yang saat itu meragukan kebenaran bahwa sang guru membuat buku itu akhirnya mencari tahu di internet. Begitu terpukulnya saya saat tahu bahwa buku itu ternyata karangan orang lain dan sang guru mengganti nama pengarangnya dengan namanya sendiri.

Kekecewaan lainnya saat saya mendapati sesama rekan guru yang sedang melanjutkan studi nya meminta saya untuk mengerjakan tugas akhirnya. Tidak ingin dia kecewa saya menawarkan bantuan untuk mengedit saja, namun sang guru ingin saya mengerjakan dari awal sampai akhir dengan bayaran sekian juta.

Kejadian yang saya sebutkan diatas hanya beberapa masalah dari bobroknya pendidikan di Indonesia. Bukan merasa paling baik dan paling benar, namun selogan guru yang digugu dan ditiru rasanya sudah hampir luntur seiring dengan zaman yang semakin canggih. Begitu mudahnya akses dengan teknologi kiranya bisa menjadikan guru semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensi diri, bukannya semakin bodoh dan malas.

Namun kita tak perlu berkecil hati. Saya sepenuhnya yakin banyak sosok guru “sebenarnya” yang tersebar di seluruh Indonesia. Banyak juga guru yang berhasil mendidik anak-anaknya dengan baik dan menghasilkan generasi penerus yang baik pula.

***

Diantara banyak hal yang bisa menunjang guru dalam mengajar, salah satu yang begitu penting adalah menulis. Memang jika kita memandang dengan sempit kegiatan menulis ini yang terbayang adalah kegiatan yang membosankan. Namun seorang guru yang kreatif pasti akan mampu membawa kegiatan menulis menjadi sebuah media pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat. Berikut beberapa hal mengapa begitu pentingnya guru menulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun