Mohon tunggu...
Nalar Keropos
Nalar Keropos Mohon Tunggu... Penulis - Dianggap Introvert tapi sering merasa Ekstrovert

Suci yang tidak bersih adalah kertas tanpa coretan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah yang Dirindukan

9 Februari 2020   15:40 Diperbarui: 9 Februari 2020   16:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Haidar Bagir, salah seorang cendekiawan muslim asal Surakarta, dalam bukunya yang berjudul Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia mengungkapkan tentang impiannya untuk membangun sebuah sekolah yang berbeda dari yang biasanya. 

Dia juga mengatakan bahwa andaikan dia sebagai penyelenggara jaringan sekolah di berbagai wilayah Indonesia, maka dia akan membangun sekolah yang bisa memfasilitasi para siswanya. Sehingga semua siswa yang ada di sekolah itu bisa dengan bebas memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari tanpa ada paksaan dari pihak sekolah.

Sungguh sebuah impian yang begitu mulia, dan kita sebagai orang yang pernah mencicipi bangku sekolah pastinya juga memimpikan suasana sekolah yang seperti itu. Bentuk sekolah yang belum pernah ada hingga saat ini. Alih-alih untuk memilih dengan sebebas-bebasnya pelajaran yang ingin kita pelajari, berpendapat pun kita tidak diberikan kesempatan. Kita hanya bisa tunduk dan patuh terhadap rambu-rambu sekolah. Jika sekolah menginstruksikan seperti "itu" maka tidak ada alasan bagi kita selaku siswa untuk menolaknya.

Kehadiran kita di sekolah laksana robot yang harus tunduk di bawah perintah sekolah. Sekolah memberikan kita berbagai macam tugas yang wajib untuk kita selesaikan dengan mengesampingkan kemampuan yang kita miliki. Bila kita tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, akibatnya nilai sebagai tolak ukur kelulusan kita menjadi tumbalnya. Nilai kelulusan pun hanya menjadi mimpi indah bagi kita yang terpaksa mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Dan parahnya, nilai yang diberikan oleh sekolah tersebut adalah hasil dari pencapaian akademis dari para siswa sembari mengesampingkan kecerdasan dan bakat yang lain yang dimiliki oleh setiap siswa. Tentu sekolah sudah mengetahui bahwa setiap dari kita selaku siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda pada bidang tertentu, namun na'asnya sekolah sama sekali tidak peduli dengan hal itu dan hanya menginginkan kita untuk memperoleh nilai yang maksimal.

Tentu hal ini sudah di luar dari wilayah teritorial sekolah itu sendiri. Sekolah yang seharusnya menjadi wadah lautan ilmu bagi kita selaku siswa malah menjadi tempat yang penuh dengan ketegangan dan supresi. 

Pendidikan yang seharusnya digalakkan oleh sekolah adalah pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang kita miliki yang nantinya akan menjadikan kita sebagai manusia-manusia yang berkehidupan sejahtera, baik secara fisik, mental maupun spritual. Sehingga tidak mengherankan jika John Holt, salah seorang penulis yang berkebangsaan asing pernah mengatakan bahwa kegagalan akademis siswa bukanlah akibat tidak adanya upaya oleh sekolah, melainkan justru akibat ulah sekolah.

Melihat bentuk sekolah yang demikian memilukannya tentu hal ini menjadi pukulan yang amat keras bagi bangsa kita. Di mana maju atau tidaknya bangsa kita bergantung pada siapa yang menjadi tulang punggungnya. Yang mana dalam hal ini kita selaku generasi penerus bangsa dan sekaligus sebagai hasil produksi sekolah adalah satu-satunya generasi yang bertanggung jawab akan nasib bangsa ini. 

Maka tidak ditemukannya sistem pendidikan yang tepat pastinya tidak akan melahirkan generasi-generasi yang berkualitas, baik dari segi fisik, mental maupun spiritual, yang pada gilirannya akan berimbas pada nasib bangsa kita ini.

Semakin berkualitas para generasi muda suatu bangsa maka semakin terjamin pula kekokohan bangsa itu. Seperti yang dikatakan oleh bung Karno, bapak presiden pertama kita "berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan aku goncangkan dunia."  

Terlebih lagi dengan apa yang terdapat di dalam undang-undang dasar kita, di mana pada pasal 33 ayat 3 di sana disebutkan bahwa pemerintah mengusahakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan iman dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun Impian tersebut selamanya tidak akan pernah terealisasi selama sekolah kita belum menemukan sistem pendidikan yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun