Oleh: Riad
Jika anda pernah berkata kepada sahabat anda dengan kalimat seperti berikut " halo!!! Selamat pagi... apa kabar?" lalu dijawab olehnya dengan mimik muka yang ceria "pagi juga... kabar baik" maka anda sudah melakukan kegiatan komunikasi. Ketika anda berkomunikasi maka anda sudah menyalurkan berbagai macam informasi yang menetap di kepala anda.
Anda misalnya adalah seorang guru, maka anda tentunya berkewajiban untuk menjelaskan mata pelajaran yang sudah ditentukan terhadap murid-murid anda. Dan untuk terealisasinya, maka pastinya harus dengan berkomunikasi. Seperti itu pula jika anda menyukai seseorang, anda melihat dia adalah orang yang spesial.
Dia berbeda dari yang lainnya. Anda yakin bahwa dengan mengarungi kehidupan bersama dengannya kebahagiaan akan anda rasakan. Kemudian anda ingin mengungkapkan perasaan anda kepadanya, tapi dengan cara apa? Tentunya dengan komunikasi. Coba bayangkan jika komunikasi tidak ada, maka betapa tersiksanya anda menanggung rasa itu dengan seorang diri.
Komunikasi tidak akan pernah luput dalam aktifitas keseharian kita. Komunikasi ada dimana-mana. Di rumah, di sekolah, di perpustakaan, di taman, juga di jalan. Komunikasi sudah menjalari seluruh sekat-sekat kehidupan kita. Dari mulai kita bangun, beraktifitas, sampai tidur kembali, semuanya kita lalui dengan berkomunikasi.
Hingga pada akhirnya komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan kita. Dari semenjak kita dilahirkan. Dari kita bayi sampai besar, komunikasi senantiasa menemani kita. Berkomunikasi tidak mesti dengan untaian kata-kata yang terefleksikan oleh bibir kita, melainkan juga mencakupi semua bentuk-bentuk pengekspresian.
Baik yang bersifat verbal (dengan kalimat) maupun yang non verbal (seperti gerak tubuh atau ekspresi wajah). Dikala kita masih bayi, saat-saat dimana lidah kita masih begitu begonya untuk mengucapkan sebuah kata.
Maka komunikasi yang kita gunakan di saat itu adalah komunikasi yang bersifat non verbal. Disaat kita lapar, kita akan menangis di depan ibu kita, tanda bahwa kita ingin makan. Disaat kita merasa senang, maka kita akan menunjukkannya kepada orang lain dengan tertawa. Dan seperti itulah warna-warni komunikasi dalam hidup kita.
Selain itu, ketika kita berkomunikasi. Entah itu dengan pasangan kita, mantan kita, sahabat kita, saudara kita, guru kita atau bahkan dengan istri atau suami orang lain, ada satu hal yang tidak pernah luput dari kita, yaitu penilaian, atau dalam bahasa kerennya, persepsi. Persepsi selalu hadir dalam kegiatan komunikasi yang kita lakukan terhadap orang lain.
Persepsi kita bisa menjadi penentu nasib hubungan kita dengan orang lain. Jika orang lain menanggapi persepsi kita dengan corak yang negatif, maka dia akan menjauh dari kita. Dia tidak akan mau lagi berhubungan dengan kita. Namun, apabila orang lain menanggapinya dengan positif, maka dia akan tetap ingin menjadikan kita sebagai temannya.
Tidak hanya itu, persepsi kita terhadap orang lain juga mempengaruhi style (cara) kita dalam berkomunikasi. Tatkala anda berkomunikasi dengan guru anda, pastinya kalimat-kalimat yang akan anda gunakan adalah yang bersifat sopan dan santun. Dan mustahil anda akan berkata-kata kasar terhadapnya. Selain anda akan dianggap sebagai murid yang durhaka, anda pun juga akan dicoret dari daftar siswanya.