Mohon tunggu...
Ria Bunga
Ria Bunga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kisah Mukyi, Petani Indramayu yang Sukses Berkat Program Feed Mobile

29 Desember 2016   23:36 Diperbarui: 30 Desember 2016   00:12 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tidak banyak orang mengetahui potensi yang dimiliki Kabupaten Indramayu. Kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa kota tersebut adalah kota penghasil mangga berkualitas di Indonesia. Namun, siapa sangka Kabupaten Indramayu memiliki julukan daerah lumbung pada nasional? Jika melihat potensi tanah yang subur dan iklim yang cocok untuk bertani dan berkebun, rasanya julukan tersebut patut disematkan pada Kabupaten Indramayu.

Secara keseluruhan, Kabupaten Indramayu memiliki lahan seluas 204.011 hektar, dan 110.877 hektar atau 54,35 persen di antaranya sawah tadah hujan dan fenomena ini sangat jarang ditemui di daerah lain di Indonesia. Melihat luasnya sawah di Indramayu, wajar jika daerah ini menjadi penghasil beras terbesar di Jawa Barat. Bahkan, produksinya setiap tahun rata-rata mencapai 1,7 juta ton. Memang, masih minus jika melihat kebutuhan beras nasional pada tahun 2016 yang mencapai 1.980.000 ton dan harus mengimpor dari luar negeri. Namun, jika digarap dengan serius, bukan tidak mungkin Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional dan bukan hal yang mustahil untuk menguasai pasar Asia.

Meskipun demikian, melimpanya potensi pertanahan dan pangan di Kabupaten Indramayu, tidak menjamin kesejahteraan petani terpenuhi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Indramayu, Suhardono, mengatakan bahwa  petani di daerah tersebut merupakan yang termiskin nomor dua di Jawa Barat. Tentu fakta ini sangat ironis dimana Indramayu adalah salah satu kunci Indonesia dalam menuju swasembada pangan.

Oleh karena itu, banyak petani dan buruh tani di daerah tersebut memiliki pekerjaan sampingan, seperti membuka warung makan, menjadi tukang bangunan, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah Mukyi, asal Desa Loyang, Kecamatan Cikedung, selain menanam tanaman seperti jagung, kedelai, melon, dan semangka, dia juga memiliki pekerjaan “sampingan” yaitu beternak kambing.

Pencapaian pria berusia 46 tahun ini tidak didapatnya dengan mudah karena beberapa tahun sebelumnya dia pernah jatuh bangun dalam mengelola tanah dan juga peternakannya. Minimnya pengetahuan tentang cara bertani yang baik membuat banyak bibit yang terbuang percuma dan akhirnya tanaman tersebut tidak bisa dipanen. Meski bersusah payah dalam bertani, Mukyi ternyata lihai melihat peluang. Cerita ini bermula ketika banyak warga Jakarta yang mencari kambing saat Hari Raya Idhul Adha ke Indramayu.

Mukyi menyadari untuk membangun usaha ternak kambing tidak bisa sendirian, lalu dia berserta rekannya membentuk kelompok usaha yang diberi nama Gading Jaya dan Mukyi pun dipercaya menjadi ketua. Usaha ternak kambing ini memperoleh keuntungan bersih sebesar 200 ribu rupiah per ekor kambing. Meski berpotensi memberikan keuntungan yang signifikan bukan berarti Mukyi tidak memiliki masalah karena salah satu hal terpenting dalam suatu usaha adalah bagaimana mengelola keuangan dengan baik dan benar. Mukyi sebagai petani dan peternak kambing memiliki masalah dalam hal manajemen keuangan dan pencatatan modal, laba, dan lain sebagainya tidak tercatat dengan baik.

Namun, masalah keuangan Mukyi akhirnya bisa diatasi sejak mengikuti Pelatihan Pengelolaan Keuangan dan Pengembangan Usaha yang diadakan oleh Mercy Corps Indonesia dalam Program Feed Mobile (Financial Education and Empowerment goes Digital and Mobile) di Indramayu pada April 2016. Mercy Corps Indonesia melalui Program Feed Mobile dalam 2 tahun belakangan, fokus membantu petani, petani pemilik usaha, dan pelaku UMKM dalam pendidikan pengelolaan keuangan.

Mukyi yang bercita-cita menjadi seorang wirausaha sukses mengaku sangat terbantu dengan Program Feed Mobile ini. Bahkan, Feed Mobile juga membantu para pengusaha lain yang bergerak di bidang UMKM untuk masalah pengelolaan keuangan. Mukyi berharap, Mercy Corps Indonesia terus mendampingi dan memonitoring perkembangan petani dan pengusaha mikro dalam hal keuangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun