Salah satu ciri negara maju adalah roda perekonomian negara tersebut berjalan dengan baik di segala lapisan masyarakat, baik dari lapisan menengah ke atas, menengah ke bawah, dan lapisan bawah. Salah satu program prioritas Indonesia saat ini adalah menghidupkan perekonomian di lapisan masyarakat bawah yang berpenghasilan rendah dengan cara ‘mencetak’ wirausaha baru di berbagai penjuru, yang memiliki mental kemandirian yang kuat.
Para wirausaha ini dibantu mulai dari permodalan sampai keterampilan sehingga mampu mendirikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun, memiliki modal dan kemampuan berwirausaha ternyata tidak menjamin para pelaku UMKM ini bisa menjalankan usahanya dengan baik. Sebab, ada satu masalah ‘klasik’ yang hingga sekarang masih menghambat perkembangan UMKM di Indonesia, yaitu masalah minimnya pengetahuan pengelolaan keuangan yang baik.
Berangkat dari kepeduliaan akan pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), Mercy Corps Indonesia yang didukung Citi Indonesia (Citibank, N.A.) melalui Program Feed Mobile memberikan pendidikan literasi keuangan dan pengembangan usaha yang tujukan untuk para petani dan pelaku usaha mikro. Program Feed Mobile ini sejalan dengan program yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2014 lalu, yaitu Rancang Bangun Strategi Melek Finansial Nasional. Tujuan program tersebut adalah agar masyarakat Indonesia dapat menjadi lebih melek keuangan dan lebih banyak menggunakan produk dan layanan keuangan.
Terdapat beberapa fase dalam kegiatan Program Feed Mobile. Dalam kegiatan fase I di tahun 2014, program ini menentukan Kabupaten Indramayu sebagai tujuan kegiatan dan menetapkan para petani sebagai peserta edukasi. Dalam fase I ini, Program Feed Mobile memberikan pengetahuan bagaimana mengelola keuangan dengan baik.
Dipilihnya Kabupaten Indramayu bukan tanpa alasan, sebab daerah ini memiliki potensi usaha kecil mikro yang cukup menjanjikan dan daerah ini juga bisa disebut sebagai jalur perdagangan karena menjadi penghubung kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Seperti kita ketahui, sebagian petani memiliki mata pencaharian lain, seperti berdagang, membuat kerajinan tangan, dan sebagainya. Hal inilah yang melatar belakangi Program Feed Mobile fase II yang dimulai dari tahun 2015, dimana tidak hanya petani maupun petani pemilik usaha yang diberikan edukasi, tapi para pelaku usaha mikro juga diajak menjadi peserta. Pada Program Feed Mobile Fase II, terjadi pengembangan modul pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan petani dan pelaku usaha mikro tentang pengetahuan keuangan dan bisnis yang akan disalurkan melalui pelatihan dalam kelas dan digital.
Dalam Program Feed Mobile fase I dan II terdapat 12.950 penerima manfaat pelatihan dan pendampingan melek keuangan dan usaha, kemudian terdapat 3.477 penerima manfaat yang sudah mengakses produk keuangan di lembaga keuangan formal. Kemudian terdapat 6.807 penerima manfaat mendapat informasi melalui SMS Blast.
Dalam kegiatannya, Program Feed Mobile tidak lupa ‘menggandeng’ instansi pemerintah yang memiliki visi yang sama dalam membangun kesejahteraan untuk petani dan pelaku UMKM. Diantaranya Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3), Dinas Perikanan dan Kelautan (DISKANLA) dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DISKOPINDAG) Kabupaten Indramayu serta bekerja sama dengan 7 (tujuh) lembaga keuangan mikro sebagai fasilitator kegiatan dan juga sebagai nara sumber serta terdapat 2 bank umum dan 1 perusahaan asuransi.
Di tahun 2016 Program Feed Mobile memasuki fase III, dimana kegiatan akan fokus pada menilai dampak dari penggabungan dari pendidikan keuangan dan bisnis di program Feed Mobile fase I dan II untuk masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan formal, khususnya petani dan pemilik usaha kecil.
Dalam fase III, Program Feed Mobile akan berbagi kunci pembelajaran secara luas dengan mempersiapkan 20 studi kasus terkait manfaat tabungan dan dampaknya terhadap progresivitas perkembangan usaha. Temuan dan analisa 20 studi kasus tersebut akan diberikan kepada OJK dan pemangku kepentingan lainnya untuk meggambarkan peran penting dari pendidikan keuangan dan pendidikan bisnis terhadap kegiatan percepatan inklusi keuangan.
Hasil temuan dari Program Feed Mobile akan disebarluaskan sebagai informasi dan rekomendasi untuk perancangan program lain yang dilakukan institusi atau lembaga negara yang berwewenang dalam pengambilan keputusan terkait inklusi keuangan. Diharapkan dengan temuan dan rekomendasi dari Program Feed Mobile bisa menjadi masukan atau pertimbangan kepada menajemen lembaga keuangan, sehingga meluaskan jangkauan lembaga keuangan terhadap masyarakat yang tidak memiliki akses keuangan kepada lembaga keuangan formal. Selain itu, diharapkan Program Feed Mobile yang memberikan edukasi keuangan dapat mengangkat kesejahteraan hidup para petani dan pelaku usaha mikro.
Apa yang dilakukan Mercy Corps Indonesia melalui Program Feed Mobile sedikit banyak membantu masyarkat, terutama petani dan pengusaha mikro yang tinggal di daerah tertinggal. Dengan adanya program ini, diharapkan pengetahuan mereka terhadap bank, kredit, dan pengelolaan keuangan membantu mereka dalam mengembangkan usahanya. Dengan berkembangnya UMKM, maka berpotensi akan menyerap tenaga kerja dan semakin mengurangi angka kemiskinan.