Kisah menyedihkan datang dari seorang pemulung bernama Nengah Wage yang sedang kebingungan mencari dana pengobatan anaknya di Rumah Sakit. Putrinya sudah sebelas hari bermalam di Rumah Sakit karena mengalami patah tulang yang disebabkan kecelakaan tunggal.
Sehari-harinya Wage bekerja mencari barang rongsokan, sementara istrinya hanya bisa tinggal di gubuk tempat ia tinggal dan mengumpulkan hasil rongsokannya karena sudah dua tahun ini istrinya mengidap penyakit lupus.
Untuk biaya perawatan anaknya di Rumah Sakit Wage menggunakan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM). Akan tetapi dokter sudah menyarankan agar putinya di operasi yang biayanya mencapa 11 juta rupiah, sedangkan JKBM yang ia miliki hanya biasa dipakai untuk biaya perawatan putrinya selama di Rumah Sakit saja. Padahal selama di Rumah Sakit ini Wage makan sehari-harinya atas bantuan dari orang lain. Biasanya ia diberi uang ataupun makan dari pengunjung pasien lainnya.Â
Ditengah kebingungannya itu Wage berniat menjual HP jadulnya. Ia pun bertanya pada setiap pengunjung rumah sakit menawarkan HP nya yang ia jual seharga 400 ribu. Hp itu ia jual bukan untuk biaya operasi anaknya, melainkan untuk membelikan anaknya makan.
Wage sebagai seorang ayah terus berusaha yang terbaik bagi anak dan istrinya. Di tengah kehidupannya yang begitu sulit ia tetap berusaha tanpa mengeluh. Bandingkan dengan kita yang mungkin diberi kesulitan sedikit saja sudah mengeluh, merasa kita adalah orang yang paling kesusahan. Namun tengoklah kebawah, masih banyak orang yang justru membutuhkan bantuan kita.
Â
Sumber gambar:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H