Mohon tunggu...
Ria Aprianti
Ria Aprianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desa Perbatasan, Masihkah Menjadi Bagian Indonesia?

13 Januari 2016   05:40 Diperbarui: 13 Januari 2016   07:28 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau. Inilah sebabnya di negara kita sering terjadi konflik mengenai batas negara dengan negara tetangga. Apabila ada wilayah negara kita yang di klaim negara lain, tentunya seluruh masyarakat Indonesia merasa kesal dan tidak terima dengan hal itu. Namun tahu kah anda bagaimana kehidupan di daerah perbatasan sana?

Di beberapa desa perbatasan, masyarakatnya bahkan ada yang sama sekali tidak mengenal mata uang rupiah. Dalam kehidupan sehari-harinya mereka bertransaksi jual beli menggunakan uang negara tetangga. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena mereka lebih memilih melakukan jual beli di negara tetangga yang dekat dan hanya butuh berjalan kaki dibandingkan harus pergi ke kota yang jaraknya sangat jauh dan memerlukan biaya yang besar karena mereka juga tidak mempunyai kendaraan pribadi. 

Selain itu, di daerah perbatasan sangat sulit menemukan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Untuk berobat ke dokter mereka harus pergi ke kota yang jaraknya sangat jauh dengan fasilitas kendaraan yang tidak memadai. Maka apabila ada yang sakit mereka hanya bisa pasrah dan berdoa.

Begitu pula dengan fasilitas pendidikan. Anak-anak disana belajar disekolah yang sangat sederhana dengan keadaan yang memprihatinkan. Bahkan untuk sampai ke sekolahnya mereka harus berjalan jauh dan tak jarang melewati jalan yang berbahaya. Coba kita bandingkan dengan keadaan  kota dimana fasilitas sudah sangat lengkap namun anak-anaknya justru malas berangkat sekolah.

Pasal 28C ayat 1 menyebutkan bahwa "Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia." Lalu sudahkah mereka mendapatkan haknya? bukankah mereka juga bagian dari masyarakat Indonesia? 

Beginilah ironisnya pembangunan di Indonesia. Disaat di kota sedang diadakan pembangunan terus-menerus, desa perbatasan justru makin terlupakan. Meskipun kini pemerintah sudah lebih memperhatikan pendidikan dan kesehatan di daerah perbatasan, namun fasilitas yang diberikan masih kurang memadai. 

 

 

Sumber gambar:

http://cdn-2.tstatic.net/surabaya/foto/bank/images/sanghiang-tanjung-indonesia_20150617_150832

http://suarapemred.co.id/wp-content/uploads/2015/08/HL_Foto-Beberapa-Waktu-Lalu-Bukan-Hanya-Prioritaskan-Infrastuktur-Namun-Pemerintah-Harus-Memperhatikan-Dunia-Pendidikan-Di-Perbatasan1

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun