Mohon tunggu...
RIA ANISA
RIA ANISA Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Penulis kaku dan lugu

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Jogja Library Center: Pekasih Negara Penjajah

21 Maret 2023   15:39 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:48 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Oleh: Ria Anisa

VARTADIY.com, YOGYA - Rasai sensasi berbeda berkunjung ke kawasan Malioboro untuk kebutuhan edukasi, bukan sekadar rekreasi atau berbelanja. Di tengah kerumunan transaksi pasar, di bagian utara terletak bangunan perpustakaan Jogja Library Centre (JLC) milik Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY.

Meski bagi pemula tentu menemukan gedung JLC tak mudah, bila sepintas pandang semua bangunan bercorak sama, pertokoan. Namun bila diperhatikan seksama JLC memiliki ciri khas tertentu yakni lentera Jogja, berupa Penerang Jalan Umum (JPU) khas Yogyakarta, berwarna hijau dan ukurannya cukup besar. Lentera Jogja terpasang pada ketiga tiang penyangga depan bangunan perpustakaan, peninggalan Belanda ini.

Selain itu tentu saja papan nama besar berwarna merah cukup menyita perhatian penglihatan mata. Relokasi pedagang kaki lima harusnya juga memudahkan penemuan gedung JLC, bila dibandingkan dahulu saat PKL berlapak di sepanjang teras Jalan Malioboro. 

Tampak luar, bangunan lawas ini terpampang nyata berciri khas bangunan bernuansa belanda. Sangat kental dan gaya Eropa, ditopang tiang berukuran besar terlihat kokoh, berhias pula jendela kayu cukup panjang dan berukuran besar. Saat memasuki pintu gedung itu, gaya arsitek Eropa semakin tajam. Jarak atap dan lantai terpaut cukup tinggi sekitar empat meter, ditambah lagi nuansa furnitur dan lantai kayu.


Bila kaki terus melangkah, kira-kira memasuki Langkah ke tiga puluh, kaki kita akan berdiri di ruangan Kyoto Book Corner. Dari nama saja, mudah ditebah jelas ruangan itu akan bercorak Jepang. Ruangan Kyoto Book Corner itu tak pula lebar, namun cukup menawan. Ya begitu konsep khas Asia yang menyukai konsep minimalis. Meski sempit, namun menarik. Ruangan itu terdiri dari deretan rak buku berpintu kaca transparan di sepanjang tiga sisi dinding, satu sisi dinding tersisa diberi gambar lorong bernuansa warna merah seluas sisi dinding.

Itu bukan lukisan, seperti hasil cetak digital. Tetapi gambar dinding itu sangat menawan mata, trik visual tiga dimensi menjadi daya Tarik tersendiri. Gambar itu menegaskan lorong yang semakin jauh semakin menyempit tampaknya. Ruangan terasa lapang dari efek gambar ini. nuansa lampion dan penuhnya buku-buku berhuruf kanji sukses menghipnotis, seolah sedang di luar negeri. Tidak banyak informasi lebih lanjut mengenai sejarah kehadiran ruangan Kyoto Book Corner ini. 

Satu-satunya benda yang dapat membantu hanyalah prasasti, menerangkan peresmian ruangan itu pada Rabu 28 Oktober 2010 oleh Gubernur DIY dan Gubernur Prefektur Kyoto, Keiji Yamada.

Bagi pecinta buku, berkunjung ke JLC kini menjadi hal yang cukup menarik, terlebih kedua nuansa negara yang menghiasnya. Kebetulan pula, kedua negara tersebut pernah menjajah Indonesia. Perpustakaan itu sekaligus melunakkan kerasnya kata penjajahan dengan tinggalan gedung dan sumbangan bidang pendidikan yang dapat dinikmati pecinta buku hingga saat ini. 

referensi https://www.vartadiy.com/v-jogja/4408132579/jogja-library-center-pekasih-negara-penjajah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun