Semilir angin berhembus
Lembut bergerak di jendela kamarku
Aku terbawa lamunan yang mengulik hatiku
Dalam sebuah kotak pena
Kubuka, kubaca tulisanmu
Ungkapan kasihmu
Kerinduanmu bertemu
BIP .... kau menungguku di sana
Seikat kembang itu
Aku benar-benar malu tesipu
Kau datang dengan seikat kembang
Warna kuning dan putih, warna kesukaanku
Dalam tatapan nanar matamu mengharap balasku
Kereta di stasiun Bandung
Aku gak yakin ayahmu mengijinkanmu
Ibuku membiarkanmu menemuiku
Kita berbicara
Aku pamit, kau pun berucap selamat jalan
Keretaku berjalan
Ku melihatmu berlari seakan tak mau kupergi
Ada dua kata yang tak pernah kuucap
Bukan tak mau
Ayahmu melarang
Ibuku tak memberi restu
Bukan maksud megabaikanmu
Aku hanya tidak ingin ada yang tersakiti
Ku ingin impian cita kita sama-sama terwujud
Kamu di jalanmu, aku di jalanku
Dua kata
Terima kasih untuk semua kasih perhatianmu
Maafkan aku yang tak punya daya membalasmu
Kelak bila kita bertemu
Kita masih bisa menjadi saudara kan?
Aku mendoakan kebahagiaanmu
Seperti halnya aku sebahagia dalam kehidupanku
Sidoarjo, 3 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H