Dalam suatu rangkaian perjamuan, puding biasa dihidangkan sebagai makanan penutup. Pada menu harian di rumah, tak jarang puding hadir sebagai camilan di antara dua waktu makan.
Bulan suci Ramadan yang dinanti telah tiba. Hadirnya puding pada menu harian bisa menjadi alternatif asupan tambahan, baik saat berbuka puasa maupun santap sahur.
Kandungan nutrisi puding diharapkan turut memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Bisa membantu menjaga kondisi tubuh tetap fit dan bersemangat menjalani aktivitas.
Para pembuat puding menggunakan aneka bahan demi tercapai kelezatan yang diinginkan. Penambahan bahan seperti chia dan oatmeal, menjadikan puding selain lezat, juga lebih menyehatkan.
Membuat puding dengan memanfaatkan bahan yang telah tersedia, keliatannya seru ya! Bisa mengeksplorasi bahan lalu berkreasi untuk mendapat tampilan yang baru. Hemat juga kan, gak perlu banyak membeli.
Bukan kebetulan, di rumah ada stok oatmeal instan. Oatmeal ini telah sekitar 4 bulan rutin dikonsumsi oleh ayah saya, dalam pemulihan kondisi menuju normal stabil gula darahnya.
Kalau biasanya oatmeal hanya diseduh, kali ini saya coba buatkan sebagai puding. Nah, ada chia juga, bisa nih ditambahkan.
Oatmeal dan chia memiliki tekstur yang khas. Penggunaan kedua bahan ini akan membuat puding memiliki sensasi butiran atau granule yang asyik ketika dikunyah.
Kalau dari segi rasa, nyaris gak ada rasa juga aroma pada keduanya ya. Sehingga bila menginginkan rasa dan aroma, perlu menambahkan bahan lain seperti: pemanis, garam, santan, susu, telur, vanili, jahe, atau kayu manis.
Oatmeal
Oatmeal merupakan biji-bijian sereal dari spesies rumput Avena sativa. Nutrisi yang terkandung dalam oat menjadikan ia sebagai antioksidan yang membantu tubuh melawan radikal bebas, mempertahankan keutuhan sel dan menurunkan risiko peradangan.