Pasar Manis merupakan salah satu pasar tradisional di Purwokerto. Dulu, bangunannya tak begitu luas. Beratap genting tanah liat.
Atapnya sendiri tidak menutup seluruh bagian pasar. Ada pemandangan berupa celah, plavon bolong, genting bergeser atau tidak berada di tempatnya.Â
Lantai pasar sebagian berupa tanah. Bisa dibayangkan kondisinya saat musim penghujan tiba.
Tahun 2015, Pasar Manis mulai direnovasi. Ketika itu ada program revitalisasi 1000 pasar oleh pemerintah Indonesia. Proses yang terdiri dari dua tahap, selesai pada tahun 2017. Lahan pasar diperluas dengan tambahan lahan ex Gedung Kesenian Soetedja yang berada tepat di sampingnya.
Revitalisasi dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi supaya bisa berdaya gerak lebih kuat. Dalam hal perdagangan dan perekonomian, fungsi pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli dan mereka bertransaksi jual beli.
Proses revitalisasi menjadi spesial bagi warga Kabupaten Banyumas, khususnya Kota Purwokerto. Adanya perbaikan pada kondisi pasar dan aktifitasnya, itu pasti. Hal lain karena peletakan batu pertama dan peresmian dilakukan oleh orang nomor satu di republik ini, yaitu bapak presiden.
Keadaan setelah revitalisasiÂ
Konsep tradisional tetap dipertahankan. Deretan los (kios) bersebelahan dan berhadapan tanpa sekat (kecuali los sembako). Sama seperti keadaan zaman dahulu sebelum revitalisasi. Perbedaannya adalah, saat ini ada zonasi berdasarkan produk yang dijual. Hal ini memudahkan pengunjung menemukan produk yang dicarinya.
Zona sayuran mentah, misalnya, berada dalam satu blok. Zona kuliner berada pada blok berikutnya. Deretan los pada semua blok terlihat rapi, bersih, dan modern.