Entah kekuatan darimana, akhirnya anakku berhasil kugendong menuju kamar.
Sementara air sudah menyerbu dari segala penjuru......
Suami sibuk menutup jalannya air dengan menambah potongan bata di teras, sedangkan diriku berusaha menyelamatkan surat-surat berharga yang terletak di lemari baian bawah.
Belum sempat menyelamtkan barang-barang yang lain, anakku sudah teriak histeris dari dalam kamar
"Mak.....kasurnya jalan".....teriak anakku yang mulai menangis sesenggukan.
Saya mencoba menelpon sanak keluarga di sekitar rumah, namun tak ada yang berhasil dihubungi......sementara air mulai memasuki tiap-tiap kamar.
Untungnya saya ingat mematikan meteran listrik karena banyak kabel masih tergerai di lantai.
Nabil nama anakku......saya meminta suami untuk segera membawanya mengungsi ke atas. Kios bapak yang berada depan rumah.
Kasur, kulkas, sofa, kursi kayu, perkakas sudah berenang bebas dalam rumah. Dalam hitungan menit....air sudah setinggi 1 m menggenangi seisi rumah.
Yang bisa kuselamatkan hanya beberapa pakaian yang terletak di lorong atas lemari.....
Saya cuma bisa pasrah.....dan masih bisa bersyukur.....sebab puluhan rumah yang berada di sekitarku tenggelam lebih parah. Apalagi ada beberapa rumah yang punya bayi kecil juga.