Satu tahun di kelas 2 dalam keadaan canggung membuat ku semakin terbiasa dengan sikap dia yang seperti itu. Itu juga yang menyebabkan aku menyukai nya dalam diam saja, karena aku takut situasi akan semakin canggung.
Tahun pun berganti menjadi tahun 2019, tahun dimana aku terakhir di sekolah yang artinya menjadi tahun terakhir aku melihat senyum manis nya.
Senyum manis yang selalu dia tampakkan pada temanku yang lain dan bukan untuk aku. Senyum manis yang sampai saat ini terkadang masih aku rindukan. Alis tebal dan juga mata tajam nya masih selalu terngiang di kepalaku.
Perpisahan sekolah pun terjadi, namun semua acara batal padahal seharusnya itu menjadi moment yang pas agar aku bisa berfoto dengannya sebagai kenang-kenangan di akhir masa sekolah.
Singkat nya sebagai penutup, aku merindukannya. Tapi aku memilih diam dan menahannya sendiri. Terimakasih 'kamu' telah menjadi penyemangat ku selama 3 tahun terakhir dan menjadi penyemangat ku ketika aku lelah akan tugas yang di berikan bapak dan ibu guru.
Insyaallah, rasa suka ku padamu sampai hari ini sudah sirna tergantikan rasa biasa sebagai teman. Meskipun rasa ini sudah sirna, tapi kamu tetap jadi orang yang sangat berarti untuk aku.
Semangat untuk kegiatan perkuliahan yang kamu jalani. Semoga sukses dan bahagia selalu agar aku juga bahagia melihat kesuksesanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H