jamur tiram. Budidaya jamur tiram memiliki keuntungan yang cukup menjanjikan, namun pada kelompok tani tersebut terdapat permasalahan seperti penurunan produksi karena ketidaksesuaian suhu dan kelembapan yang ideal.Â
Semarang - Di Jawa Tengah tepatnya di Desa Wisata Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Semarang terdapat kelompok tani yang bergerak dalam budidayaPermasalahan lainnya ialah limbah disekitar daerah tersebut yang cukup banyak seperti serbuk gergaji dan oli bekas. Limbah gergaji dan limbah oli dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan tambahan pemasukan masyarakat. Limbah serbuk gergaji tersebut dapat digunakan untuk proses penumbuhan jamur tiram dan oli dapat digunakan sebagai bahan bakar. Selanjutnya permasalahan mengenai ketidaksesuaian suhu dan kelembapan dapat dilakukan dengan penggunaan thermohygrometer.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka tim pengabdian Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang terdiri dari Irene Nindita Pradnya, S.T., M.Sc., Maharani Kusumaningrum, S.T., M.Eng., Ria Wulansarie, S.T., M.T., Dr. Prima Astuti Handayani S. T., M. T., Nadya Alfa Cahaya Imani, ST, M.Eng., Masni Maksiola, A.Md., Dyah Nabila Yulianto (mahasiswa), Yoga agung prabowo (mahasiswa), Fauzan Amrulloh (mahasiswa) melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang termasuk di dalamnya adalah Pengabdian kepada Masyarakat.
Kegiatan pengabdian tersebut memberikan solusi dengan cara sosialisasi tentang suhu optimal jamur tiram dan cara mengatasi agar suhu ruang pada jamur tiram konsisten pada rentang suhu terbaik serta penggunaan media tanam yang paling ekonomis di daerah Ambarawa.Â
Sosialiasi ini merupakan upaya agar hasil produksi jamur tiram pada Kelompok Tani Desa Bejalen, Ambarawa mengalami peningkatan. Dengan kondisi suhu dan kelembapan optimal tersebut nantinya thermohygrometer ditempatkan di beberapa sudut dan di kontrol oleh semprotan sprinkle yang ditempatkan di atas rak jamur. Fungsi utama dari sprinkle adalah sebagai pengatur suhu apabila saat pengecekan suhu ruangan terdapat kenaikan suhu, sehingga semprotan sprinkle diharapkan dapat menurunkan suhu ruang agar tetap optimal. Sosialisasi terhadap masyarakat Semarang khususnya Kelompok Tani Desa Bejalen dilaksanakan pada tanggal 30 Juni tahun 2022.
Kegiatan pengabdian yang diusulkan oleh tim pengabdian terdiri dari beberapa tahap yaitu: Observasi lokasi dan identifikasi permasalahan, studi kapasitas produksi dan kelayakan ekonomi, implementasi teknologi, dan evaluasi kegiatan. Dengan adanya kegiatan pengabdian berupa pengaturan suhu dan kelembapan yang ideal Kelompok Tani Desa Bejalen ini, tim pengabdian berharap dapat membantu meningkatkan produksi dari jamur Kelompok Tani Desa Bejalen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H