Mohon tunggu...
Ria amelia
Ria amelia Mohon Tunggu... Konsultan - Jangan Lupa Bahagia:)

Jangan Lupa Bahagia:)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Orang-Orang Baik yang Kita Temui di Perjalanan

10 Februari 2021   06:27 Diperbarui: 10 Februari 2021   09:53 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita coba lagi tuk lari berlari, biarkanlah semesta bekerja untukmu".

Hari ini kuputuskan lagi untuk berjuang dan mencoba berdamai dengan diri serta keadaan. Kubujuk-bujuk jiwaku agar mau berlelah-lelah kembali. Meyakinkan diri bahwa pada akhirnya hidup adalah sebuah proses. 

Sederhananya seperti istilah jawa hidup iku rumansane sawang sinawang dan seperti roda yang terus berputar kadang diatas kadang juga dibawah. Jadi nikmati saja dengan hati yang gembira, rasa yang ikhlas serta syukur yang tiada henti. 

Tekadku sudah bulat dan kuputuskan untuk menggoreskan tinta perjuangan itu dari nol lagi. Dengan dukungan penuh dari keluarga aku berangkat menuju Pare-Kediri. Berbekal yakin dan satu tujuan yang lurus yakni melanjutkan study. Tak lain dari itu. 

Aku tak tahu siapa nanti orang yang akan kutemui diperjalanan. Semoga orang-orang baik doaku dalam gumam. Selama diperjalanan tak henti mulutku komat kamit membaca doa-doa baik yang diperintahkan oleh ibuku. Dan benar saja baru berapa menit doa itu dipanjatkan, Allah segera kabulkan. Allah mengirimiku orang yang baik. 

Aku yang belakangan agak worry pergi sendirian tiba-tiba di kirimi Allah orang baik. Orang baik itu adalah ibu-ibu yang duduk tepat disebelahku. Beliau hendak menjenguk ibunya yang sakit di Kabupaten Kediri. Selama diperjalanan aku membersamai beliau, kami saling tunggu-tungguan di pool peristirahatan dan dikapal. 

Sampai akhirnya aku agak terenyuh ketika mendengar beliau menelfon suaminya," iyo aku ijek nang bis, kalo bocah-bocah males ngenget sayur lebokne wae nang kulkas. Ngengete sesok wae. Engko ngeliwete rong (2) canting wae yo. Yang artinya kurang lebih seperti ini, " iya aku masih di bis, kalo anak-anak malas manasin sayur taruh dikulkas saja sayurnya dan manasinnya besok pagi aja. Nanti masak nasinya 2 canting saja ya". 

Percakapan itu langsung mengingatkan aku pada sosok ibuku. Ibuku selalu mengingatkan aku atas hal-hal kecil sekalipun. Memanglah sosok ibu dirumah adalah sentral yang tak tergantikan. Peran dan hatinya begitu teduh menaungi seluruh anggota keluarganya.

Singkat cerita sambil cerita-cerita kecil akhirnya kami sampai diterminal Kediri. Ibu itu berpesan padaku, "jangan naik mobil dulu atau ojek dulu ya, kita nunggu dulu jemputan adekku. Nanti kita tanya ke adekku yang asli sini". Setelah itu adiknya pun datang dan kami berkenalan. Kami menunggu ojek yang tadi menawarkan harga murah. Namun Tukang ojek itu tak kunjung kembali. Jadilah kami menawar ojek yang sudah sedari tadi duduk di dekat kami. 

Setelah harga tak kunjung turun, aku sangat kaget karena  ibu dan adiknya ini tiba-tiba membayar ojek untukku. Aku sudah melarangnya dan mereka kekeh tetap membayariku. Ternyata keluarga ini memang baik sekali, padahal kami baru saja kenal. Bahkan ibu dan adiknya ini menyuruhku menyimpan nomor mereka agar nanti ketika ada apa-apa aku bisa langsung menghubungi mereka. Mereka juga membarengi ojek yang aku tumpangi, karena takut terjadi apa-apa denganku. Ya Allah terimakasih atas nikmatmu hari ini. Karena telah mengirimkan orang-orang yang baik seperti dua orang ibu-Ibu ini.

Kita tak akan pernah tau bagaimana sebuah perjalanan akan kita lalui dan bagaimana orang-orang yang akan kita temui di perjalanan itu. Jadi, berdoalah selalu semoga Allah lindungi selalu langkah-langkah kita. Dan berbuat baiklah, sekecil apapun itu karena kita tidak tahu kebaikan mana yang akan menginspirasi orang lain. Seperti aku yang hari ini terinspirasi oleh kebaikan dua orang ibu-ibu ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun