Mungkin tidak semua orang bermimpi menikah tanpa direncanakan dan tiba-tiba terjadi hanya dalam kedipan mata ? saya pun tidak.
Biasanya kalau tidur di siang hari (nap sleep) kerap bermimpi yang aneh-aneh dan sedikit menyeramkan, tapi sudah beberapa kali tidur siang di hari sabtu dan minggu, isi mimpinya selalu yang menyenangkan hati jika tidak bisa dikatakan indah-indah karena terlalu berlebihan.
Dan mimpi yang paling menarik hati dan masih nyangkut di benak hingga detik ini adalah mimpi di hari minggu siang kemarin. Jika mimpi itu bisa di beri judul, maka judulnya adalah “nikah tiba-tiba dengan orang yang tidak di kenal sama sekali”. Judul yang panjang, soalnya tidak nemu kata-kata singkat dan pendek untuk mewakili maksud hati.
Saya menghadiri suatu pertemuan (entah pertemuan apa) tapi sepertinya pertemuan tentang seorang pria yang akan memilih seorang wanita untuk dijadikan pendamping atau partner. Entah partner life or partner kerja. Pemilihannya sendiri mirip ajang miss Universe, miss Indonesia, Putri Ayu atau Ratu Sejagad. Menggunakan podium segala. Calon ada empat wanita dengan kharisma yang berbeda-beda, umur yang berlainan dan penampilan juga tidak sama. Berdiri berjejer di atas panggung. Yang jelas, ke empat wanita tersebut memenuhi kriteria untuk menjadi pendamping pria tersebut. Dan pria yang sedang memilih itu berdiri hampir di tepi ujung panggung, sedang memperhatikan dengan seksama tanpa kedip. Seorang pria mapan, bertubuh tinggi, atletis, berkulit warna sawo terang yang belum matang, memiliki kumis sedang tapi rapi. Sangat kharismatik dan berwibawa. Memiliki sorot mata tajam dengan sinar lembut. Siapapun wanita yang melihatnya pasti akan senang dan bahagia menjadi pendampingnya.
Sementara menimbang-nimbang sambil mikir (mungkin) dan melihat satu persatu secara bergantian, tiba-tiba saja pria kharismatik itu menoleh kepada saya -yang kebetulan mendapatkan tempat duduk di baris kedua, di sayap kanan- melihat tanpa kedip dalam waktu hampir tiga menit lalu tersenyum dan memanggil saya untuk naik ke atas panggung. Saya yang di tunjuk tiba-tiba seperti itu menjadi terkejut. Dan seperti kerbau di cocok hidungnya, tanpa babibu, cuma bisa menoleh kiri-kanan meminta jawaban atas penunjukan tersebut (tapi tentu saja tak seorangpun bisa memberi jawabannya sebab sama-sama tidak memahami maksud pria tadi), saya lalu mulai melangkah dengan pelan, ragu-ragu dan khawatir ke arah pinggir panggung. Pria gagah itu juga ikut melangkah dan menyambut kedatangan saya sambil mengulurkan tangan. Ragu-ragu tangan itu saya sentuh dan tanpa ragu-ragu, si pria kharismatik itu lalu menggenggam penuh tangan saya. Sebelah tangannya lagi menyentuh punggung seolah-olah sedang menjaga saya agar tidak terjatuh saking terkejutnya dengan keadaan ini. Lalu saya di bawa ke tengah podium.
Tanpa banyak kata, pria ganteng itu lalu mengangguk lalu memberi hormat dan memberikan senyum kepada ke empat wanita yang saat itu sedang menatap ke arah saya tanpa kedip ke arah saya, lalu setelahnya serempak ke arah pria itu. Kelihatan jika mimik ke empatnya penuh dengan huruf ???
Tiba-tiba, pria itu mengumumkan bahwa yang menjadi istrinya adalah wanita yang saat ini sedang dia genggam.
Sontak saya menarik tangan saya karena kaget. Mata saya mengirim sinyal tanda tanya tapi pria tersebut dengan tenangnya mengambil kembali tangan saya dan di genggamnya lagi. Kali ini lebih erat dan lebih penuh. Seolah khawatir saya akan menariknya lagi.
Bisa di bayangkan jika seisi gedung lalu mendadak riuh. Beberapa orang (mungkin wartawan) lalu berdatangan mendekat ke tengah panggung dan mengambil gambar kami. Pria gagah itu kemudian menggamit pundak saya agar lebih dekat ke dirinya.
Lima menit setelah sesi potret memotret, tiba-tiba segerombolan perempuan muda mendatangi saya lalu beramai-ramai membawa saya ke belakang panggung dan membawa masuk ke dalam sebuah kamar. Saya lalu di dandani dan setelah selesai kemudian di bawa masuk lagi ke panggung untuk didudukkan di samping pria gagah tersebut. Si pria menoleh dan memberi senyumnya.
Detik berikutnya, sesi akad nikah.
Hal paling mengejutkan adalah, kakak laki-laki saya hadir sebagai wali, ibu, kakak dan adik perempuan saya juga tiba-tiba sudah hadir, duduk manis di belakang tempat saya duduk.
Pembacaan akad dilakukan cuma sekali, lantang dan penuh percaya diri oleh pria gagah itu, dan semua hadirin yang menyaksikan puas lalu bertepuk tangan tanda memberi selamat.
Hanya sampai disitu. Adegan selanjutnya adalah saya dalam perjalanan ke luar kota dengan mengendarai sebuah mobil mewah yang kata pria gagah itu sebagai hadiah pernikahan dia buat saya.
Sudah, begitu saja.
Tak ada penjelasan apapun tentang alasan pria itu memilih saya, kenapa bisa dengan tiba-tiba lalu ada pernikahan dan yang lebih aneh selain kehadiran keluarga saya, kenapa bisa kakak laki-laki saya tidak bertanya kepada saya soal pria itu, padahal biasanya dia sangat cerewet dan ndreweli soal pria yang mulai mendekati saya.
Apa karena pria gagah itu seorang yang memenuhi kriteria hatiya yang pas sebagai pendamping hidup adiknya ? Tidakkah dia tahu status pria gagah itu, apa seorang perjaka, pria poligami atau duda ? mungkin tidak peduli, yang penting pria itu mapan, gagah dan smart !
Bayangan mimpi itu masih melekat kuat di benak saya hingga detik saya menulis cerita ini. Jika itu terjadi di tengah malam/dini hari, saya pasti akan menunggu jawabannya, sebab katanya, mimpi di saat itu selalu mengandung arti atau sinyal sebagi pertanda sesuatu. Tapi karena ini terjadinya di siang hari, saya cuma bisa mengenangnya sebagai mimpi indah yang sangat aneh dan sedikit menyenangkan. Sebab saya tidak terlalu menyukai pria berkumis, apalagi menggunakan powernya untuk mendapatkan apa yang diinginkan tanpa melihat perasaan yang bersangkutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H