Buat yang sudah sering ke Jogja, pasti tau kalau masyarakatnya banyak yang berkendara dengan motor. Ibaratnya, kalau di Bogor itu ramai dengan angkot, Jogja ramai dengan sepeda motor. Tapi sayangnya beberapa kali ke Jogja, gue belum pernah mencoba keliling-keliling naik motor :(
Kenapa ya? Mungkin karena kebanyakan mikir. Maklum cancer, apa-apa dipikirin, terus overthinking dan insecure (curcol).
Sebelumnya, tiap ke Jogja, kalau nggak sewa mobil ya naik ojek online. Tetapi trip Jogja kemarin, gue dan Rima mau mencoba opsi lain, dengan naik Trans Jogja. Iya betul, sama seperti Trans Jakarta, Trans Jogja adalah moda transportasi bus untuk perjalanan domestik. Bedanya dengan yang ada di Jakarta, Bus Trans Jogja kecil seperti metromini, tapi jauh lebih nyaman dan full AC ya.
Walaupun trip kemarin juga masih pakai jasa ojek online, tapi paling tidak kami mencoba beberapa rute (walaupun ada nyasar-nyasarnya juga hehe).
Hari pertama setibanya kami di Stasiun Lempuyangan, kami langsung menuju halte Trans Jogja. Jangan bayangkan halte yang memadai seperti di Jakarta ya. Halte Trans Jogja lebih sederhana. Dan tidak di semua halte ada petugas untuk ticketing. Sistem pembayarannya sama saja dengan Trans Jakarta, bisa pakai e-money atau bayar cash. Kalau kebetulan naik di halte yang tidak ada petugasnya, pembayaran bisa dilakukan di dalam bus. Kalau teman-teman pernah naik Bus Transjakarta yang kecil dan rutenya di luar jalur busway (disebut bus pengumpan), nah, kurang lebih TransJogja seperti itu.
Tarif sekali jalan Rp. 2700. Kalau ingin bayar cash ada baiknya untuk menyiapkan uang pas.
Dari stasiun Lempuyangan kami ingin ke daerah Bantul. Setelah bertanya dengan petugas di dalam bus, Ia menyarankan untuk kami turun di pemberhentian paling akhir; Terminal Giwangan. Nah, dari terminal ini lanjut naik bus ke arah Parangtritis lalu turun di Bantul. Kalau ada yang mau ke Pantai Parangtritis, Wonosari, atau ke daerah lain di luar Jogjakarta ada juga bus-bus akap dari terminal ini.
Saran gue, karena informasi di halte Trans Jogja (bahkan di website-nya) belum sememadai Trans Jakarta, jadi kita sebagai turis harus banyak-banyak bertanya. Bus memiliki banyak koridor, seperti 2A, 3A, 3B, dst. Kalau tidak sering-sering bertanya bisa-bisa nyasar kaya gue dan Rima. Naik Trans Jogja dari Kota Gede mau ke Malioboro, malah nyasar sampe Sleman -___-
Tapi memang menurut teman yang orang Jogja, rute perjalanan TransJogja agak 'njelimet', bisa jadi kita harus sering transit untuk bisa ke tujuan yang padahal dekat. Dan yang harus diingat, ada halte-halte kecil yang hanya berupa undakan tangga dan tidak tercantum di peta Transjogja!!! Jadi benar-benar harus sesering itu bertanya ya.
Kalau solo traveler atau hanya pergi berdua, memang bisa lebih mengirit kalau kemana-kemana naik TransJogja. Tapi kalau teman-teman punya waktu sedikit dan ingin ke baaaanyak tempat, kurang disarankan naik TransJogja. Apalagi kalau pergi bareng keluarga atau teman satu geng yang isinya lebih dari empat orang, ya mendingan naik taksi online atau becak kalau mau seru-seruan.
Walaupun ada route map-nya, tapi kadang suka nggak up to date, tapi kalau kalian penasaran mau liat rutenya, ini adalah route map Trans Jogja yang paaaaaling lengkap, bisa klik di sini.