Mohon tunggu...
Travel Story

Sarapan Kenyang di Jogja Cuma Rp 2.500, Bubur Gempol di Pasar Prawirotaman

11 Maret 2018   08:55 Diperbarui: 11 Maret 2018   09:59 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum baca lebih jauh, tulisan ini hanya sharing pengalaman sederhana yah. Bukan tulisan dengan tujuan yang diniatkan untuk hunting lalu review makanan, jadi benar-benar apa adanya :)

Untuk kalian yang belum tau Pasar Prawirotaman itu di mana letaknya, monggo tanya google maps hehe

Rasanya, kalau ke suatu daerah nggak mencoba makanan khas setempat belum afdol ya? hehe siapa yang setuju? sayaaaaa....

Selain karena banyak makanan khas di pasar tradisional, jiwa ibu-ibu gue juga mendorong semangat untuk subuh-subuh pergi ke pasar. Jalan Prawirotaman sendiri terkenal sebagai "kampung turis". Jalan yang terkenal karena ada Adhistana Hotel di sana, dibedakan dengan angka romawi, jadi ada Jalan Prawirotaman I/II/III gitu. Kalau salah tolong bantu ralat yah hehe. Pasar ini sendiri ada di ujung gang III.

Untuk ke Pasar Prawirotaman ini gue dan Rima JALAN KAKI BIAR NGIRIT! Juga karena jarak hotel kami ke pasar ini nanggung gitu lho kalau mau naik gojek, sekitar 500 meter, jauh nggak, dekat juga nggak. Nggak apa-apa sekalian olah raga pagi. Buat yang belum baca pengalaman hotel murah dan WOW yang gue tempati, silahkan klik di sini :)

Sama halnya seperti pasar tradisional pada umumnya, Pasar Prawirotaman ramai oleh pedagang dan pembeli yang kebanyakan ibu-ibu. Sementara gue dan Rima fokus lihat-lihat jajanan apa yang mau dibeli karena perut sudah keroncongan.

Oh iya, maaf yaaa karena selama jalan-jalan ke pasar kami nggak foto-foto. Selain karena niatnya memang hanya mau beli makanan, ada moment yang baiknya dinikmati saja. tapi teman-teman bisa membayangkan yah.. hehe

Jajanan pertama yang dibeli adalah aneka bubur. Kami beli 4 bungkus (WOW), dua bubur sumsum, satu bubur mutiara, satu bubur gempol pleret (aduh yang satu ini enak banget, kalian harus banget google kaya gimana bentukannya). Kalau bubur sumsum sih pasti sudah pada tau ya, dibuat dari tepung beras, lalu dimakan pakai santan dan gula jawa cair. Bubur Mutiara juga sudah nggak asing, mutiara yang warnanya pink-pink itu dimakan dengan santan encer. Nah, Bubur Gempol pleret ini lho yang baru gue dengar dan coba. Sebenarnya bentuknya mirip bubur sumsum, tetapi adonan tepung berasnya sudah dicampur dengan gula jawa, lalu disajikan dengan santan encer yang sedikit manis, lalu ada pelengkapnya, bola-bola putih yang sepertinya terbuat dari singkong. Enak!!! Di mana ya cari bubur gempol di Jakarta?

Makanan selanjutnya adalah Lupis ketan. Iya, memang di Jakarta juga ada yang jual, tapi entah kenapa, lupis ketan yang ini enaknya beda. Lupis sendiri dibuat dari ketan kan, tetapi disajikan juga dengan beras ketannya, lalu diberi parutan kelapa, gula jawa cair dan serbuk kecoklatan yang entah itu apa tapi sepertinya sih gula aren (?).

Oh ya, kebanyakan penjual jajanan di sini sudah sepuh, sudah mbah-mbah semua.

Lanjut, kami merasa 4 bungkus bubur dan lupis belum cukup (padahal makan 1 aja kenyang bats), jadi kami beli beberapa jajan pasar. Bukan jajan pasar yang terlalu aneh sih, Rima beli klepon 2 bungkus (satu bungkus isi 4 klepon), beli donat salju yang sangat menggoda (and surprisingly, ada isian di dalamnya, punyaku isi coklat, Rima isi pisang), lalu beli gorengan yang bahkan kami nggak tau namanya apa, nggak sempat bertanya karena si ibu penjual sangat sibuk. Bentuknya bulat seperti combro, tetapi ada lapisan gula putih di luarnya, terbuat dari singkong. Jadi mirip getuk yang digoreng tetapi luarnya ada gula putih dan warnanya agak pink sedikit. Rasanya unik, kenyal-kenyal dan sedikit manis. Jadi agak menyesal nggak difoto :(

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun