Mohon tunggu...
Annisa Rahayuningtyas
Annisa Rahayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Legenda Pulo Cemeti: Jejak Istana Kuno

16 Juni 2024   18:23 Diperbarui: 16 Juni 2024   18:24 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dreamstime.com

Istana Pulo Cemeti merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang terletak di Kota Yogyakarta, tepatnya berada di komplek Tamansari. Berdiri tepat di sebelah utara Tamansari Water Castle dan di sebelah Selatan Pasar Ngasem. Bangunan Pulo Cemeti berdiri dengan megah dengan bentuk bangunan yang menghadap ke arah utara, tepat mengarah ke Gunung Merapi.

Struktur dari bangunan Istana Pulo Cemeti terdiri dari dua lantai yang dikelilingi oleh tanaman bunga kenanga. Di sebelah Selatan Pulo Cemeti terdapat bangunan-bangunan kecil yang diberi nama Tajug. Tajug ini dibangun dengan tujuan sebagai ventilasi udara untuk terowongan yang terletak di bawah air, yaitu sebuah akses jalan masuk menuju Pulo Cemeti tanpa menggunakan sampan atau perahu.

Pulo Cemeti atau juga disebut Pulo Kenanga dulunya merupakan sebuah istana yang terletak di tengah segaran. Segaran memiliki arti yaitu laut buatan. Pada jaman dahulu, segaran ini memiliki berbagai jenis ikan di dalamnya dan sekaligus menjadi tempat bagi para kerabat Kraton Ngayogyakarta untuk bermain sampan. 

Pulo Cemeti dulunya dipergunakan oleh Sri Sultan Kraton Ngayogyakarta beserta keluarganya sebagai tempat peristirahatan. Namun selain digunakan sebagai tempat Sultan untuk beristirahat, Pulo Cemeti juga digunakan sebagai tempat pengintaian karena bangunannya yang tinggi.

Bangunan istana yang dulunya berdiri dengan megah ini mengalami keruntuhan pada tahun 2006 silam dikarenakan gempa bumi yang melanda Kota Yogyakarta. Akhirnya sejumlah ahli dikerahkan untuk merenovasi atau memugarkan bangunan Pulo Cemeti agar dapat mempertahankan bentuk aslinya serta melestarikan kebudayaan Kota Yogyakarta. 

Hingga kini, Pulo Cemeti masih berdiri dengan kokoh di tengah pemukiman para warga walaupun retakan yang ada di bangunan ini belum sepenuhnya dapat dipulihkan. Pulo Cemeti sendiri juga sering dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk melakukan acara foto pra-nikah karena keindahan pemandangan yang disajikan oleh Pulo Cemeti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun