Selain dikenal sebagai Kota Pelajar, Kota Yogyakarta juga dikenal dengan keragaman budaya dan adat istiadatnya. Terdapat berbagai macam budaya di Kota Yogyakarta yang masih diterapkan dan dilestarikan hingga saat ini, salah satu contohnya adalah wayang wong atau wayang orang. Di sini saya berkesempatan untuk menyaksikan langsung pementasan dari fragmen wayang wong yang dipentaskan di Kraton Ngayogyakarta.
Pada Sabtu, 27 April 2024, saya bersama kedua teman saya pergi untuk mengunjungi Kraton Ngayogyakarta sekaligus untuk menyaksikan pementasan fragmen wayang wong yang diadakan di Pendopo Srimanganti Kraton Ngayogyakarta. Pementasan tersebut dijadwalkan akan dipentaskan pada pukul 09.00-11.00 WIB.Â
Salah satu teman saya yang berasal dari luar Kota Yogyakarta mengaku kalau ini adalah pengalaman pertamanya mengunjungi Kraton Ngayogyakarta serta menyaksikan pementasan fragmen wayang wong secara langsung. Dia juga menunjukkan rasa kagumnya ketika mendengar suara gamelan yang menjadi iringan dalam pementasan tersebut.
Sebelum menyaksikan pementasan fragmen wayang wong, Abdi Dalem menjelaskan beberapa peraturan bagi para penonton seperti tidak boleh meletakkan barang bawaan atau menaruh anggota tubuh di atas Pendopo Srimanganti dan melarang untuk menggunakan flash kamera untuk mengabadikan momen-momen selama pementasan berlangsung.Â
Kemudian pementasan diawali dengan penampilan Tari Golek oleh dua penari perempuan. Tari Golek ini menggambarkan sebuah kegembiraan seorang perempuan yang sedang bersolek. Durasi untuk Tari Golek sendiri adalah sekitar 10-15 menit. Pementasan fragmen wayang wong dipentaskan tepat setelah penampilan Tari Golek.
Di kesempatan kali ini, saya dan teman-teman saya berkesempatan untuk melihat secara langsung fragmen wayang wong dengan lakon "Senggana Duta".Â
Fragmen "Senggana Duta" sendiri mengambil cerita dari epos Ramayana. Menceritakan kisah Ramawijaya yang mengutus Hanoman, si Kera Putih, untuk pergi ke Kerajaan Alengka dengan tujuan untuk bernegosiasi dengan Rahwana agar mau membebaskan Sinta yang diculik oleh Rahwana. Alasan Ramawijaya mengutus Hanoman adalah karena kecerdasan serta kemampuan terbang yang dia miliki.Â
Setelah melewati berbagai rintangan, Hanoman berhasil menemui Sinta di taman Asoka dan memberitahu Sinta bahwa Ramawijaya akan datang menyelamatkannya, kemudian Hanoman memberikan cincin Ramawijaya sebagai tanda pengenalnya.Â
Di akhir cerita, Hanoman berhasil ditangkap oleh Indrajit dan akan dibakar hidup-hidup oleh pasukan Alengka. Namun alih-alih Hanoman terbakar, api tersebut justru membakar seluruh isi dari Kerajaan Alengka kecuali taman Asoka, tempat di mana Sinta berada. Lakon "Senggana Duta" menggambarkan kesetiaan serta keberanian dari Hanoman dalam misinya untuk menyelamatkan Sinta.
Setelah pementasan berakhir, saya dan teman-teman saya memutuskan untuk berkeliling Kraton Ngayogyakarta dan melihat koleksi-koleksi peninggalan yang dipamerkan di museumnya. Pengalaman kami kali ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan edukatif. Kraton Ngayogyakarta dapat menjadi opsi bagi para wisatawan atau pun warga lokal untuk rekreasi sekaligus mengenal lebih dalam kebudayaan dari Kota Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H