Hippodrome Square atau yang kini dikenal sebagai Sultanahmet Meydan atau Sultan Ahmet Square merupakan hipodrom kuno peninggalan zaman Konstansinopel yang dahulunya digunakan sebagai tempat hiburan publik. Kata "hippodrome" berasal dari Bahasa Yunani hippos yang berarti kuda, dan dromos yang berarti jalur atau jalan. Oleh karena itu, tempat ini juga biasa disebut Atmeydan yang dalam Bahasa Turki berarti lapangan kuda.
Hippodrome Square awalnya didirikan oleh Septimius Severus pada awal abad ke-2 (tahun 196), yang kemudian didirikan kembali oleh Konstantin I. Terletak satu wilayah dengan Blue Mosque, dahulunya Hippodrome adalah tempat yang menjadi saksi bisu terjadinya berbagai macam peristiwa besar seperti kerusuhan, pertempuran, hingga pertarungan gladiator.Â
Selain Blue Mosque, hipodrom ini juga dikelilingi oleh situs-situs terkenal di Istanbul seperti Hagia Sophia, Turkish and Islamic Arts Museum, dan Basilica Cisatern.
Saat mengunjungi Hippodrome Square, Muslim Travel akan mengajak Bapak/Ibu untuk mengelilingi hipodrom yang memiliki berbagai macam monumen yang masih berdiri tegak sampai saat ini. Salah satu monumen yang paling menarik untuk dikunjungi adalah "Obelisk Mesir".Â
Monumen ini awalnya dibangun pada abad 15 SM oleh Firaun Thutmosis III untuk menghormati Dewa Matahari. Sudah berdiri 3500 tahun lamanya, Obelisk ini masih dalam kondisi baik.
Dalam wilayah ini, terdapat sebuah monumen Tripod dati Plataia, yaitu monumen yang dibuat untuk merayakan kemenangan bangsa Yunani atas bangsa Persia pada Perang Persia di abad ke-5 SM.Â
Bapak/Ibu akan dibawa oleh Muslim Travel untuk melihat Tripod Delfi yang dipindahkan dari Kuil Apollo di Delfi dan kemudian ditempatkan di tengah-tengah Hipodrom ini.Â
Bagian atas dari Tripod ini dihiasi dengan sebuah mangkuk emas yang ditopang oleh tiga kepala ular. Namun, mangkuk ini hancur dan dicuri saat Perang Salib Keempat berlangsung, sehingga saat ini yang tersisa hanya landasannya saja atau yang dikenal juga sebagai "Tiang Serpentina" atau "Tiang Ular".
Di sebelah utara, terdapat sebuah Gazebo bergaya Eropa yang bernama Air Mancur Kaisar Wilhelm atau dikenal juga sebagai Kaiser Wilhelm's Fountain.Â
Air mancur ini merupakan hadiah dari Jerman sebagai simbol persahabatan saat pemimpinnya mengadakan pertemuan kenegaraan dengan Sultan Abdul Hamit II di tahun 1901. Air mancur yang memiliki kubah berbentuk oktagonal ini, memiliki 8 tiang marmer, di mana interiornya dilapisi oleh kepingan batu berwarna keemasan.