mengutip ungkapan dari jend wiranto: pemerintah harus berani, tegas dan bijak
saya cinta damai dan tidak menyukai bentuk kekerasan.
tapi, apakah saya harus diam saja kalau (misalkan) ada orang asing yang masuk ke rumah saya dan menginjak-injak harkat dan martabat saya sebagai tuan rumah?
saya tidak perlu segala penghormatan karena saya bukan apa-apa dan siapa-siapa. saya hanya seorang anak ibu pertiwi yang cinta pada negeri ini karena disini saya dilahirkan, dibesarkan dan saya berharap di negeri ini pula besok jasad saya akan dikebumikan menunggu datangnya hari akhir.
tulisan ini bukan ingin menyerang ataupun mempermalukan seorang pemimpin yang (katanya) dihormati dan diagungkan di negeri ini.
tulisan ini hanya sebuah ungkapan hati dari seorang wong cilik yang insya allah masih punya jiwa nasionalisme untuk indonesia tercinta ini.
saat malaysia mengeluarkan ancaman pemberlakuan travel advisory bagi warga Malaysia yang akan berkunjung ke Indonesia, hal ini menunjukan sikap Malaysia yang berlebihan dan bernuansa provokatif.
provokatif dalam kamus saya adalah ... TANTANGAN
saya suka mencari teman, sahabat dan saudara ... tapi insya allah saya tidak akan mundur saat seorang musuh datang untuk mengganggu rumah tangga dan keluarga saya.
saya berpegangan pada sebuah ungkapan yaitu: ENTE JUAL, ANE BELI ...
soal bagaimana cara saya membeli ya itu sesuai dengan kemampuan saya. bisa dibayar tunai atau dikredit itu tak jadi soal ... YANG PENTING ANE BELI !!!
indonesia - malaysia selalu mengaku sebagai saudara serumpun.
tapi, apakah ini hal patut dilakukan jika kita saling mengaku saudara? selalu membuat masalah dan menimbulkan konflik adalah perbuatan buruk untuk mereka yang mengaku saudara serumpun.
saudara dalam kamus hidup saya adalah:
- saling membantu
- saling memberi
- saling menjaga / melindungi
- saling mengingatkan untuk sebuah kesalahan
- saling berjiwa besar untuk mau mengakui kesalahan
naaahhh ... INI BARU YANG DISEBUT SAUDARA!
dan, jiwa persaudaraan selalu dibawa sampai mati!
unen-unen dalam bahasa jawa mengatakan:
ono rembug ya dirembug
jika ada masalah / pertikaian ya (harap) diselesaikan dengan kepala dingin dan bijaksana. tapi, sekali lagi ... semua pihak yang rembugan harus dalam posisi sejajar tidak saling menghinakan dan merendahkan satu sama lain.
ono panganan ya dipangan bareng
kalau ada rejeki ya sewajarnya dinikmati bersama sesuai dengan porsinya masing-masing.