Mohon tunggu...
Rovelty Rovelino
Rovelty Rovelino Mohon Tunggu... profesional -

" One drop of ink can make people to think "

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyedihkannya Team SAR di Indonesia

10 Mei 2012   18:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:28 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

SAR ( Search And Rescue)adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana alam.

Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, gunung dan hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadap adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.

Terhadap musibah bencana alam, operasi SAR merupakan salah satu rangkaian dari siklus penanganan kedaruratan penanggulan bencana alam. Siklus tersebut terdiri dari pencegahan (mitigasi) , kesiagaan (preparedness), tanggap darurat (response) dan pemulihan (recovery), dimana operasi SAR merupakan bagian dari tindakan dalam tanggap darurat.

Berdasarkan keterangan di atas Team SAR dituntut untuk melakukan usaha pencarian dan penyelamatan terhadap korban dengan semaksimal mungkin. Namun di Indonesia tidak demikian, sudah banyak contoh kasus yang terjadi di Indonesia bahwa Team SAR hanya berguna untuk mengevakuasi korban bencana/musibah dan biasanya korban-korban itu telah menjadi mayat. Terkecuali bila terjadi banjir di perkotaan, tugas team SAR hanya mengevakuasi korban yang terjebak dalam banjir guna mencegah jatuhnya korban jiwa akibat terbawa arus atau tenggelam.

Dengan menulis ini saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan Team SAR atau BASARNAS di Indonesia, saya tahu apa yang mereka lakukan selama ini adalah usaha terbaik mereka. Yang saya sayangkan disini adalah ketidak-peduliannya pemerintah Indonesia terhadap keadaan Team SAR/BASARNAS di Indonesia.

Semua orang tahu bahkan seluruh dunia pun tahu bahwa Indonesia terdiri dari  kepulauan yang luas, wilayah laut yang luas, keadaan alamnya yang bergunung-gunung, belum lagi kondisi cuaca yang tidak stabil selalu menjadi kendala Team SAR selama ini. Contohnya saja, terjadi kecelakaan pesawat udara yang terjatuh atau menabrak gunung, Team SAR butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai titik jatuhnya pesawat tersebut padahal beberapa jam setelah pesawat itu lost contact kordinat jatuhnya pesawat sudah diketahui. Lalu kenapa Team SAR tidak langsung menuju titik jatuhnya pesawat tersebut..? Jika team SAR mampu bertindak cepat dan langsung menuju lokasi kecelakaan bukan hal yang mustahil korban yang masih hidup dapat terselamatkan jiwanya.

Disini saya tidak meragukan kemampuan dari Team SAR Indonesia, hanya saja minimnya peralatan yang mendukung operasi mereka menjadi salah satu kendala. Sebuah penyelamatan yang dilakukan oleh sebuah Team SAR tidak cukup hanya mengandalkan orang-orang yang terlatih saja, namun peralatan yang memadai dapat membantu mempercepat proses penyelamatan. Berapa banyak BASARNAS ( BAdan SAR NASional) memiliki Helikopter penyelamat (Rescue Helicopter) di Indonesia..? Sedangkan kendaraan jenis itu sangat dibutuhkan mengingat betapa luasnya wilayah Indonesia yang tidak dapat dijangkau oleh pesawat terbang ataupun kendaraan melalui jalur darat. Helikopter penyelamat dapat digunakan tidak hanya di laut namun dapat juga diandalkan untuk menjelajah hutan dan pegunungan. BASARNAS memang memiliki beberapa Helikopter penyelamat namun jenisnya terlalu kecil. Helikopter yang layak untuk melakukan penyelamatan minimal harus mampu mengangkut korban 10-12 orang. Dan itu juga jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia dan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia.

Itu baru untuk helikoper, lalu bagaimana dengan alat Life Locater untuk mencari korban yang masih selamat yang tertimpa tumpukan puing bangunan yang runtuh akibat gempa, tertimbun tanah akibat longsor. Life Locater sangat dibutuhkan dalam pencarian korban gempa maupun tanah longsor. Dalam contoh kasus gempa di Padang, dikarenakan kurangnya alat ini maka korban yang seharusnya dapat diselamatkan jadi tidak terselamatkan jiwanya karena proses pencarian yang memakan waktu lama.

Minimnya jumlah sumber daya manusia bidang penyelamatan atau minimnya personil SAR untuk ditempatkan di kantor-kantor SAR dan pos-pos SAR di sejumlah kawasan menjadi salah satu faktor penyebab hilangnya waktu yang berharga dalam sebuah usaha penyelamatan.

Untuk pengadaan helikopter penyelamat, Life Locater,  penambahan personil SAR, pembiayaan pelatihan para personil SAR agar menjadi personil yang tangguh dan terlatih diperlukan dana yang tidak sedikit. Diperlukan perhatian khusus dari pemerintah untuk bersedia mengalokasikan dana dari anggaran APBN harus lebih dari RP. 1,163 triliun (anggaran yang diterima BASARNAS tahun 2011). Jika memang negara lagi difisit anggaran APBN, tidak ada salahnya biaya rapat para wakil rakyat itu dipotong, biaya study banding keluar negeri juga dipotong dan dana-dana yang dipotong tersebut dialihkan untuk BASARNAS. Karena fungsi BASARNAS adalah untuk menyelamatkan jiwa rakyat yang tertimpa bencana. Daripada uang tersebut mubazir jika hanya digunakan untuk rapat dan study banding keluar negeri, alangkah baiknya jika digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Semoga hal ini dapat menjadi perhatian bagi mereka yang bekerja di bidang pemerintahan, harapan saya BASARNAS Indonesia mampu berbuat lebih baik lagi dan semaksimal mungkin dalam melakukan usaha penyelamatan sehingga mereka dapat menyelamatkan jiwa-jiwa yang tertimpa bencana dan tidak hanya mengevakuasi korban-korban yang sudah tidak bernyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun