-Pramoedya Ananta Toer-
1908 Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Mereka anak muda di usianya saat itu. memikirkan nasib bangsa yang buruk dan selalu dianggap bodoh, tidak bermartabat oleh bangsa lain (Belanda), mereka anak muda yang kesehariannya berfikir bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil pada saat itu. Â Pemuda yang masa mudanya dihabiskan memikirkan bangsanya sendiri.Â
Era dimana pemuda tak hanya sekedar berdiskusi dan menyeduh kopi sembari membakar kretek, namun juga bertindak nyata untuk berpikir maju dengan aktualisasi langsung dilapangan.
Masa dimana anak muda cerdas, nekat dan berani mengambil "panggung" untuk memperbaiki kondisi bangsanya sendiri. Setelah tahun 1908 di susul beberapa gerakan pemuda yang bersifat kedaerahan, mulai dari tri koro dharmo, jong java, jong celebes, jong sumatra bond, jong ambon, jong paguyuban pasundan, hingga peristiwa sumpah pemuda ditahun 1928 merupakan bukti bahwa pemuda di masa itu adalah lokomotif penggerak bangsa.
Tak usah lagi termakan dan merasa bangga dengan ungkapan soekarno yang membutuhkan 10 pemuda untuk mengguncangkan dunia. Hal itu hanya berlaku 70 tahun silam. era itu pemuda banyak mengambil peran sentral dalam pembangunan bangsa.Â
Sekarang pemuda yang menikmati masa kemerdekaan yang dibalut rapi dengan konsep reformasi mau apa ? tiap masa dan tiap generasi sudah menunjukkan "taji" nya masing-masing. 1906 Serikat dagang Islam, 1908 budi oetomo dan kawan seperjuangannya, tengok tahun 1928, kau akan menemukan anak muda bersemangat yang dianggap berbahaya oleh penjajah, tahun 1945, kau akan menemukan Sukarni, Chaerul saleh, Wikana dan DN aidit. anak muda yang nekat dan berani menculik soekarno demi terwujudnya cita-cita merdeka tanpa embel-embel asing.Â
Sekarang mau apa kalian ? di era akselerasi informasi dan kebebasan berpendapat namun, telah dikebiri oleh perpu yang telah menjadi UU dengan embel-embel keamanan negara dan kedaulatan NKRI.
Mau apa kalian ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H